CIREBON, (CAMEON) – Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah, Cirebon, KH Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya, menyanggah berita di Metro TV terkait aksi 112 yang akan dilangsungkan besok, 11 Februari 2017.
Dalam berita yang ditayangkan pada Kamis, 9 Februari 2017 malam itu, Metro TV menyebutkan, ulama Cirebon mengimbau warga untuk tidak ikut dalam aksi 112. Namun, hal itu langsung disanggah Buya Yahya. Ia pun mengunggah video sanggahannya, Jumat (10/2/2017).
Menurutnya, kebaikan dengan kebaikan bisa menjadi permusuhan karena adanya fitnah. “Dari dulu kami menghindar dan tidak mau kalau kami diminta untuk wawancara dalam acara apapun dengan stasiun-stasiun televisi, karena kami khawatir ada kalimat yang terpotong, kemudian kalimat itu merugikan kami, orang lain, atau merugikan siapapun, sementara kami tidak bisa mengklarifikasi karena kami tidak punya media,” tuturnya.
Ia menjelaskan, kemarin pihaknya didatangi polisi dan wartawan yang minta wawancara. Dalam kesempatan itu Buya mewanti-wanti agar tidak memotong hasil wawancara. Kalaupun dipotong, potongan itu jangan menjadi sebab fitnah atau prasangka buruk.
“Sudah kami wanti-wanti dan berulang-ulang kami wanti-wanti, akan tetapi kenyataannya kami dikagetkan dengan berita yang diekspos di televisi nasional yang sangat bertentangan, bukan saja berbeda, dengan apa yang kami sampaikan. Di sebuah televisi ditulis ulama cirebon tidak mendukung aksi 112. Itu fitnah dan berbahaya,” tandas Buya Yahya.
Menurutnya, potongan tersebut sangat berbahaya, serta merugikan ulama dan umat Nabi Muhammad Sallalahu ‘alaihi wa salam. “Yang perlu kami cermati adalah adanya media semacam ini, yang biasa memberitakan seperti itu, yang membuat fitnah dan permusuhan. Itu perlu dicermati, karena berbahaya sekali,” jelasnya.
Ia mengimbau kepada siapapun yang mempunyai kompetensi untuk mewaspadai adanya media semacam itu. “Kami mohon kepada siapapun yang punya kemampuan untuk berjihad dan menyelesaikan. Media inilah yang menjadi perpecahan. Umat ribut gara-gara media yang semacam ini. Media yang punya kalimat-kalimat yang menimbulkan fitnah, prasangka buruk, dan adu domba. Kami sangat rindu perdamaian dan persatuan negeri ini. Semoga Allah SWT menjauhkan negeri ini dari pertumpahan darah,” harapnya. (cung)
Discussion about this post