KOTA TASIKMALAYA (CM) – Hari ini masih kemarau. Tapi bukan berarti harus berleha-leha menghadapi hujan. Harus siaga agar air yang melimpah nanti tidak menjadi musibah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya yang bilang begitu. Lembaga ini menggelar kesiapsiagaan peralatan dalam kesiapan menghadapi musim hujan yang diprediksi sekitar awal atau pertengahan bulan Noveber 2019.
Kegiatan kesiap siagaan peralatan dihadiri dan dibuka Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman yang didampingi Kalak BPBD Ucu Anwar dan juga para relawan dari 10 Kecamatan se-Kota Tasikmalaya.
Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman mengatakan, kesiapsiagaan peralatan dan tim rekasi cepat (TRC) sangat diapresiasi. Dampak dari musim kemarau yang cukup panjang ini bisa berdampak pada ketidaksiapan peralatan saat musim penghujan nanti.
“Dari 10 Kecamatan terdiri dari 69 Kelurahan ada 48 kelurahan 100 sepuluh ribu masyarakat dari 35 ribu KK yang dilayani pasokan air bersih yang di salurkan melalui BPBD, ACT dan lainnya,” jelas Budi.
Kata Budi, data pengiriman air bersih sejak awal hingga akhir pengiriman tanggal 28 Oktober 2019, jumlah totalnya sebanyak 4,25 juta liter air bersih. Semuanya sudah tersalurkan dengan baik dan lancar.
“Tanda-tanda hujan sudah mulai nampak, tentunya kita semua harus mempersiapkan diri. Karena bencana alam longsor dan banjir bisa saja terjadi walaupun kita tidak berharap,” katanya.
Budi percaya bahwa TRC di Kota Tasikmalaya ini sudah berpengalaman dalam penanganan kesiapsiagaan. Meskipun peralatan belum lengkap semua, tapi ujar Budi, selalu siaga adalah keharusan yang tak bisa ditawar.
“TRC dituntut harus betul betul meningkatkan kualitas dan kemampuan dalam menggunakan peralatan baru, dan canggih, harus betul-betul dikuasai dan dipelajari,” jelasnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya, Ucu Anwar mengatakan, kesiapsiagaan itu bukan hanya menyiapkan SDM, tetapi kita juga menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan untuk penanggulangan kebencanaan atau kedaruratan.
“Disamping SDM, kita juga akan Bersama-sama bergerak melibatkan semua unsur bidang jalan, jembatan ketika ada banjir, luapan atau genangan air di suatu tempat. Termasuk LH dalam penanganan pohon tumbang,” jelas Ucu.
Ucu mengaku akan bergerak cepat. Minggu depan pihaknnya akan melakukan rakor untuk mempersiapkan dan mengecek semua peralatan.
“Yang jelas sebagai gambaran kesiapan dan kebutuhan peralatan jika terjadi bencana sudah diper siapkan. Kami tidak mengharapkan ada peralatan tidak siap, mulai sensor, tabung oksigen, perahu karet dan lainnya,” jelasnya. (Edi Mulyana)





