News

BI Tasik Evaluasi Ekonomi Priangan Timur

207
×

BI Tasik Evaluasi Ekonomi Priangan Timur

Sebarkan artikel ini
BI Tasik Evaluasi Ekonomi Priangan Timur
Darjana

KOTA TASIKMALAYA (CM) – Pandemi Covid-19 berdampak cukup signifikan terhadap perekonomian khususnya penurunan kinerja ekonomi pada triwulan II 2020. Bank Indonesia (BI) di akhir tahun bulan Desember 2020 mengevaluasi perekonomian di wilayah Priangan Timur.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, Darjana menyebut, pihakya menyaksikan penerapan kebijakan dynamic balancing antara pendekatan kesehatan dan pendekatan ekonomi, berdampak positif berupa perbaikan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat, yang dapat dirasakan sejak Triwulan III 2020.

“Dengan berkurangnya kontraksi dari -5,98% menjadi -4,08% (yoy). Priangan Timur memiliki kontribusi 5,00% terhadap perekonomian Jawa Barat. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2019 adalah 5,57% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Jawa Barat secara keseluruhan sebesar 5,07% (yoy),” terang Darjana usai Webinar Pemulihan Ekonomi di salah satu Hotel di Jalan Yudanegara, Kota Tasikmalaya, Selasa (08/12/2020).

Berbeda dengan Provinsi Jawa Barat, lanjutnya, perekonomian di Priangan Timur ditopang oleh Sektor Pertanian 25% dan perdagangan 21% termasuk UMKM. Dengan demikian dampak dari pandemi covid-19 diperkirakan tidak terlalu parah, karena kinerja produksi pertanian masih tinggi dan UMKM memiliki potensi untuk pulih secara cepat.

“Sebesar 57,3% struktur ekonomi ditentukan oleh tingkat konsumsi swasta dan konsumsi rumah tangga, maka optimisme masyarakat yang baik didukung dengan stimulus ekonomi yang tepat sasaran diperkirakan mampu mendukung percepatan  pemulihan ekonomi,” paparnya.

Darjana menambahkan, berdasarkan hasil survei optimisme konsumen pada triwulan III-2020 menunjukan perbaikan. Optimisme pelaku usaha juga terjaga, dimana berdasarkan survei kegiatan dunia usaha serta hasil liaison, kinerja usaha pada awal triwulan IV mulai membaik dan diperkirakan akan meningkat pada periode akhir tahun 2020.

“Seiring dengan kebijakan dynamic balancing (gas dan rem), aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat kembali meningkat yang berimplikasi pada perbaikan daya beli masyarakat. Inflasi bulanan Kota Tasikmalaya pada November 2020 tercatat 0,27% (mtm), meningkat secara rendah dan terkendali. Inflasi tahunan sebesar 1,82% (yoy) dan inflasi tahun berjalan  sebesar 1,35% (ytd) merupakan yang terendah dalam 10 tahun terakhir,” jelasnya.

Hal tersebut, katanya, merupakan hasil dari sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dengan berbagai program dan strategi 4K, yakni Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi yang efektif.

“Di bulan Desember, kita perlu tetap memantau perkembangan harga, dengan risiko tekanan harga yang diperkirakan berasal dari telur dan daging ayam ras, serta bawang merah, sehubungan dengan permintaan yang tinggi menjelang periode libur panjang akhir tahun, sementara pasokan terbatas saat musim hujan,” pungkasnya. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *