KOTA TASIKMALAYA (CM) – Sejak bulan Maret hingga kini Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya telah merilis penyumbang Inflasi terbesar di Tasikmalaya adalah Bawang.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Heru Saptaji, mengatakan, sejak bulan Maret Inflasi secara umum Tasikmalaya mengalamai kenaikan hingga 0,003%.
.”Untuk Kota Tasikmalaya inflasi mengalami kenaikan hingga 0,03%, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. ,” terang Heru, Selasa (09/04/2019).
Sedangkan, lanjut ia, komoditas penyumbang andil inflasi terbesar adalah Bawang Merah (0,064), Semen (0,028), Rokok Kretek Filter (0,022), Beras (0,015), Anggur (0,012). “Penyebab meningkatnya Inflasi pada bulan Maret 2019 disumbang oleh komoditas Bawang Merah, yang diperkirakan disebabkan berkurangnya pasokan setelah panen raya pada Januari 2019 lalu. Panen selanjutnya dijadwalkan mulai dilakukan bulan April bulan ini,” jelasnya.
Diperkirakan, kata Heru, kembali normalnya harga setelah penurunan pada bulan sebelumnya. Adapun secara umum, komoditas lainnya pada kelompok Voaltile Food sebagian besar mengalami deflasi. Kelompok Adm. Prices masih mengalami deflasi yang terutama berasal dari penurunan harga bensin dan tarip listrik. Sementara kelompok Core Inflation masih mengalami inflasi, terutama dari komoditas semen.
.”Komoditas penyumbang andil deflasi Bensin (-0,028), Tomat Sayur (-0,023) Telur Ayam Ras (-0,023), Tarip Listrik (-0,019), Wortel (-0,013),” pungkasnya. (Edi Mulyana)