TASIKMALAYA ( CAMEON ) – Sudah 14 tahun lebih dan hampir empat periode kepemimpinan Kab. Tasikmalaya, mega proyek Jalan Ciawi-Singaparna (Cising) masih juga belum juga rampung. Hingga di penghujung masa kepemimpinan Uu-Ade (Huda) pun pelaksanaan proyek tersebut terkesan lamban dan mengusik kepercayaan rakyat Kab. Tasikmalaya terhadap pemerintah saat ini.
Ketua Wahana Lingkungan dan Pendidikan ( Walpis ) Kab Tasikmalaya Deni Sukron menegaskan bahwa jika proyek jalan Cisinga ini terus menerus terbelangkalai maka bukan tidak mungkin marwah dan kewibawaan penyelenggara Pemkab Tasikmalayapun akan tercoreng.
“Ini jelas menyangkut kewibawaan pemerintah, baik eksekutif maupun legislatif. Apapun latar belakang yang mengakibatkan keterlambatan penyelesaian proyek itu, jika benar-benar ada keseriusan pemerintah dan didukung oleh etos kerja para abdi masyarakat yang baik, tentu saja tidak smestinya ada keterlamabatan. Paling tidak contohlah Kota Tasikmalaya dengan proyek Jalan Manginnya,” Ujar Deni Sukron, Selasa (3/10/2017).
Ditambahkan Deni bahwa hal yang paling mendasar terkait proyek Cising tersebut, adalah ketidakhadiran mental pemerintah untuk bersungguh-sungguh dalam menjalankan amanah sebagai pelayan masyarakat.
“Masih cukup kental di lingkungan Pemkab Tasikmalaya, dimana kepentingan atau urusan segelintir orang, jauh lebih mendominasi ketimbang kepentingan masyarakat. Maka wajar jika sering terdengar ada persinggungan kepentingan dan itulah yang mengakibatkan terjadinya keterlambatan,” ujarnya.
Namun seperti biasa menanggapi hal itu, Kepala Bidang Tehnik Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Mamik M. Fuad, ST, MT mengakui ada keterlambatan dalam penyelesaian proyek Jalan Cising. Hal itu semuanya bermuara kepada kepada ketersediaan anggaran.
“Yang jelas, tahun 2017 ini, jalan Cising sudah nyambung dan dapat digunakan sekalipun belum sempurna. Saat ini, kami masih mengerjakan dua jembatan dan memotong satu bukit (cut and field),” paparnya.
Tetapi, sekalipun kondisi anggaran yang terbatas, pemerintah tidak diam. Pemerintah melalui provinsi maupun langsung ke pusat, terus berupaya melakukan terobosan-terobosan untuk mengantongi berbagai solusi dari persoalan anggaran tersebut.
Jembatan tersebut kata Mamik, yaitu jembatan Cibodas sepanjang 31,6 meter x 9,6 meter. Dan jembatan Cidahu sepanjang 55 meter x 9,5 meter dengan anggaran Rp 24 miliar termasuk di dalamnya anggaran untuk pemotongan bukit.
Di tahun berikutnya, akan dilaksanakan pengerasan jalan dan pelapisan jalan (overlay) dengan anggaran total Rp 35 miliar yang sudah diusulkan kepada pemerintah dengan harapan diakomodir di APBD 2018.
“Dari total panjang jalan 23,4 kilo meter, sepanjang 10 kilo meter sudah dalam kondisi dua lapis hotmix. Sisanya sepanjang 13 kilo meter masih satu lapis. Ini akan tuntas di tahun 2018,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi 3 DPRD Kab. Tasikmalaya, Ucu Mulyadi, SP mengaku persoalan mendasar molornya proyek Cising adalah keterbatasan anggaran. “Selama ini hanya mengandalkan provinsi. Ya wajar jika terbatas. Maka ke depan kami dorong ada partisipasi dari APBD Kab. Tasikmalaya untuk penuntasan proyek tersebut,” katanya.