TASIKMALAYA (CM) – Maraknya isu LGBT di Kabupaten Tasikmalaya beberapa waktu lalu, menuai banyak keprihatinan dari berbagai pihak. Terutama dalam dunia pendidikan. Lembaga pendidikan yang notabene merupakan salah satu pilar penentu kualitas generasi bangsa, mesti meningkatkan upaya perlindungan siswa siswinya agar terbentengi dari hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk LGBT.
Untuk itu, SMPN 2 Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (30/10/2018) tadi siang, melakukan acara Sharing Discussion bersama KPAID Kabupaten Tasikmalaya kepada para guru di sekolah tersebut tentang tata cara memberikan perlindungan ekstra untuk menghadapi berbagai isu negatif yang saat ini berkembang, terutama LGBT.
Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, mengatakan, permasalahan-permasalahan sosial akan selalu menyelimuti setiap daerah, tak terkecuali di Kabupaten Tasikmalaya mesti ditangani bersama-sama, termasuk dengan melakukan sharing discussion guna mencegah dan memberikan pemahaman lebih tentang tata cara menanganinya.
“Tentu akan selalu ada masalah. Tetapi yang jadi persoalan adalah tentang bagaimana kita harus bisa menanganinya dengan bersama-sama,” jelas Ato saat ditemui disela acara. Ia berharap, seiring mencuatnya isu-isu negatif yang berkembang di Kabupaten Tasikmalaya, Pemerintah Daerah lebih responsif dalam menanganinya.
Sementara itu, Kepala SMPN 2 Singaparna, Undang Kusnadi, mengungkapkan, sampai sejauh ini belum ada siswanya yang melakukan tindakan menyimpang. Hanya saja, jika berbicara soal gejala, ia mengaku ada. “Misalnya, ada siswa yang ingin jadi anak punk. Tapi untung bisa secepatnya kita ketahui jadi bisa dicegah,” tegasnya. (Sep)