JAKARTA (CAMEON) – Ditengah tengah citra Kepolisian Republik Indonesia yang kini tengah diuji martabat dan kehormatannya, bak sebuah pepatah mengatakan intan didalam lumpur tetap berharga meski tertimbun dalam pekatnya lumpur.
Salah satu contohnya adalah kejadian yang menimpa, Kakorsabhara Polri Irjen Pol Umar Septono, saat dirinya bersama sejumlah perwira tingi polri lainnya tengah memantau jalur mudik di sepanjang wilayah jawa tengah pada tanggal 21 Juni 2017. Insiden kecelakaan menimpa dirinya saat kendaraan dinasnya di tabrak pemudik dari belakang di tol Cipali.
Kejadian ini menjadi viral di media sosial, karena sang jendral justru tidak menjadikan kewenangannya sebagai hamba hukum, untuk menghukum sipemudik. Namun yang menjadi terkagum netizen adalah pasca kejadian Jendral bintang dua yang pernah menjabat sebagai Kapolda NTB ini justru malah mendatangi rumah sipemudik dan bersilaturahmi dengan penuh kekeluargaan.
“Loh saya kan, anggota Polisi saya disumpah untuk mengayomi masyarakat, pangkat ini tidak ada apa-apanya dihadapan Allah SWT,” ujar Irjen Umar.
Tentu saja masyarakat sangat mendambakan profil seorang aparat Polri terlebih seorang perwira tinggi yang betul-betul humanis dan mengimplemntasikan arti mengayomi sesungguhnya kepada masyarakat, bukan hanya sebatas jargon belaka.
Terlebih saat ini masih banyak oknum anggota POLRI justru malah menyalahgunakan kewenanganya alih alih mengayomi masyarakat justru membuat jarak yang jauh dengan masyarakat.
Alm Jendral Hoegeng yang merupakan Kapolri 1 di Indonesia pernah berpesan kepada semua prajurit Bahayangkara pada peringatan 1 Juli 1969 saat melepas kadet akademi polisi di Semarang.
“Adalah bagus menjadi orang penting di negara ini, tapi lebih bagus adalah menjadi orang baik bagi negara dan rakyatnya,”
Semoga sikap dan kepribadian sang jendral yang berbudi luhur ini patut dicontoh bagi anggota polri di seluruh indonesia. (dzm)
