KAB CIAMIS | Tim Geologis dari Bandung terjun langsung ke Kabupaten Ciamis untuk melakukan pengamatan batu susun yang ditemukan warga di perbatasan Desa Selasari, Kecamatan Kawali dan Desa Sukaraharja, Kecamatan Lumbung, Jumat (07/02/2020). Kedatangan tim tersebut guna memastikan proses terbentuknya batu yang dianggap warga sebagai peninggalan sejarah Ciamis.
Perwakilan tim dari Museum Geologis Bandung, Oman Abdurohman mengatakan, kedatangan timnya memenuhi undangan dari masyarakat setempat untuk melakukan survei terkait penemuan batu susun di lokasi itu, termasuk melakukan penelitian.
Sementara itu, Perwakilan Tim Geologis ITB, Dr. Johan Arif menambahkan, survei yang dilakukan baru sekedar mengambil foto bebatuan. Setelah itu, pihaknya akan memgambil sampel untuk mengetahui umur batu susun tersebut.
Lalu, Peneliti Sejarah Ciamis, Budiman mengakui secara sepintas bebatuan itu memang terbentuk secara geologis. Kendati demikian, tak menutup kemungkinan di kawasan tersebut pernah terjadi aktivitas manusia di masa lalu.
Bahkan secara sejarah, menrutnya,. di kawasan itu dulu dijadikan pusat logistik Kerajaan Galuh. Artinya, tak menutup kemungkinan batu susun yang ditemukan warga itu adalah buatan manusia.
“Namun, Secara historis, hasil penelitian di kawasan ini, periode kerajaan galuh sebagai pusat logistik. kalau di sisi arkeologi, bebatuan ini terjadi akibat proses geologis. Tapi tidak menutup kemungkinan, di masa lampau pernah ada aktivitas di sini.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disbudpora), Kabupaten Tasikmalaya Ir . Safari Agustin yang turut hadir menyampaikan penemuan batu susun rompe merupakan potensi baru bagi Kabupaten Ciamis dan bisa dikembangkan jadi daerah wisata.
Lokasi batu itu berada di Desa Selasari, Kecamatan Kawali dan warga Sukaraharja, Kecamatan Lumbung kabupaten Ciamis dan berjarak sekira 2 kilometer dari jalan utama dan harus ditempuh dengan berjalan kaki. “Batu Susun itu terletak di sebuah bukit milik warga,” ungkapnya
Ia menyebut, Batu Susun memiliki panjang sekitar 20 meter, tinggi 15 meter. Di atasnya sekitar 30 meter. Batu bersusun batu ukuran bervariasi, ada bagian yang mirip gapura dan pintu masuk. (Amas)





