News

Baru Sehari Belajar di Tenda, Murid SDN Cigorowong Merasakan Dingin

192
×

Baru Sehari Belajar di Tenda, Murid SDN Cigorowong Merasakan Dingin

Sebarkan artikel ini

KAB TASIKMALAYA (CM) – Puluhan siswa kelas I dan IV Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Cigorowong Desa Sukamukti Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya yang belajar di bangunan sekolah ditopang bambu terpaksa pindah ke tenda darurat.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya menilai bangunan kelas yang ditopang bambu itu sangat membahayakan para siswa karena rawan roboh.

“Kita pindah ke tenda darurat sejak datang tenda dari BPBD Kabupaten Tasikmalaya kemarin. BPBD mendirikan tenda untuk proses belajar mengajar bagi dua kelas yakni kelas I dan kelas IV karena bangunannya rawan roboh dan membahayakan,” jelas Kepala SDN 3 Cigorowong, Ahmad Daryono kepada para pewarta, Rabu (12/02/2020).

Daryono mengaku sedih karena puluhan siswanya dari dua kelas harus belajar di tenda darurat demi keselamatan para murid. Pihaknya berharap kepada dinas terkait untuk secepatnya memperbaiki dua bangunan kelas permanen sekolah yang selama ini ditopang bambu karena akan roboh.

“Setelah ramai pemberitaan di media, sudah ada dari Dinas Pendidikan ke sini mengecek dan mengatakan akan langsung memperbaikinya.

Bahkan, katanya, proses belajar mengajar di tenda darurat itu bagi kelas I berjumlah 22 siswa dan kelas IV berjumlah 12 siswa. Namun, jika sampai terjadi hujan kembali, lanjut Ahmad, lokasi tenda darurat di lapangan itu selalu banjir dan terpaksa akan dipindahkan kembali meski belum mengetahui lokasinya dimana.

“Pihak sekolah Kita juga bingung nanti kalau hujan mau dipindahkan kemana. Tapi, mudah-mudahan hujannya tidak terjadi pagi sampai siang hari saja. Kami harap pembangunan perbaikan sekolahnya cepat dilaksanakan untuk kelancaran proses belajar mengajar. Belum tahu sampai kapan Pak. Mungkin sampai ada pembangunan perbaikan sudah beres nantinya. Kita hanya berharap cepat selesai saja sekarang,” tandasnya.

Sementara itu, salah seorang murid yang belajar di tenda darurat Faisal Kristian (10), mengaku selama belajar di tenda darurat banyak angin dan kepanasan di siang hari. Tapi, kalau pagi harinya merasa kedinginan karena ruangan tendanya terbuka.

“Kegiatan belajar mengajar di sekolah terpaksa terus dilakukan meski atap kelasnya terlihat ditopang bambu supaya tidak roboh,” tandasnya. (Amas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *