News

Bantuan Dana untuk Palestina Dihentikan

219
×

Bantuan Dana untuk Palestina Dihentikan

Sebarkan artikel ini
Net

NEW YORK (CM) – Raja Yordania, Abdullah II, meminta bantuan mendesak untuk para pengungsi Palestina dalam menangkal radikalisme. Hal itu dia sampaikan di hadapan Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Seruan ini muncul setelah Amerika Serikat (AS) menghentikan seluruh dukungannya untuk Palestina.

Seperti dilansir AFP, Rabu (26/09/2018), Raja Abdullah II juga menyerukan dihidupkannya kembali proses perdamaian Timur Tengah. Dia juga menyuarakan kekhawatiran soal kesulitan finansial di UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina.

“Kita perlu mendukung penuh pendanaan UNRWA dan upaya-upaya vital lainnya untuk melindungi keluarga-keluarga, menjaga masyarakat tetap stabil dan mempersiapkan kaum muda untuk menjalani kehidupan produktif,” sebut Raja Abdullah II.

“Itu akan menjadi kesalahan buruk untuk membiarkan kaum muda jatuh kepada radikalisme dan keputusasaan. Dukungan semacam itu dibutuhkan secara mendesak untuk memastikan UNRWA menjalankan perannya sesuai dengan mandat PBB,” imbuhnya.

Presiden AS Donald Trump yang merupakan pendukung setia Israel, telah menghentikan dana bantuan US$ 350 juta yang setiap tahun diberikan AS untuk UNRWA. Langkah itu memicu krisis pendanaan bagi UNRWA mengingat AS merupakan penyumbang terbesar.

Yordania akan menggelar pertemuan selama berlangsungnya sidang Majelis Umum PBB dengan harapan mengamankan pendanaan untuk UNRWA. Diketahui bahwa Yordania kini menjadi rumah bagi nyaris 2,2 juta pengungsi Palestina, jumlah itu mencapai separuh dari total populasi negara itu.

Tidak hanya itu, Yordania juga merupakan salah satu dari dua negara Arab yang memiliki hubungan diplomatik penuh dengan Israel. Namun Raja Abdullah II menolak gagasan solusi satu negara yang berarti Palestina akan masuk ke dalam wilayah negara Yahudi.

Raja Abdullah II menyebut proposal itu sebagai sebuah ‘realita yang tidak demokratis dan buruk’. “Tidak ada yang namanya kesepakatan secara sepihak; dibutuhkan setidaknya dua pihak untuk mencapai sebuah kesepakatan,” tegasnya.

“Membantu pihak-pihak itu untuk mencapai kesepakatan tersebut dan bekerja sama untuk membangun masa depan baru, pantas mendapat dukungan yang kokoh, kuat dari seluruh dunia,” imbuh Raja Abdullah II. ***

BACA JUGA: Diplomat AS Ditemukan Tewas di Kediamannya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *