TASIKMALAYA (CM) – Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya melakukan pendekatan psikologi terhadap 13 anak asal Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya yang menjadi korban bencana gempa bumi di Kota Palu Sulawesi Tengah.
Pendekatan dilakukan untuk membantu memulihkan atau menghilangkan rasa trauma anak akibat ditimpa musibah gempa beberapa waktu lalu. KPAID mengajak mereka ke sarana bermain Ampera Waterpark pada Kamis (11/10/2018) dengan dibantu oleh beberapa unsur terkait.
Ketua KPAID Kab. Tasikmalaya, Ato Rinanto, mengatakan, upaya itu sebagai tindak lanjut dari langkah yang telah dilakukan oleh Dinas Sosial. “Dari proses ini kami akan mengambil kesimpulan apakah anak-anak ini mengalami trauma yang cukup dalam atau tidak. Jika mengalami trauma cukup dalam maka kami pun akan melakukan upaya-upaya lain yaitu terapi psikologi secara berjenjang,” jelasnya.
Secara kasat mata, lanjut Ato, kondisi anak-anak itu tidak terlihat mengalami trauma, namun pihaknya berniat akan mengujinya kembali melalui psikolog guna memastikan pulih atau tidaknya psikologis anak.
“Karena hanya itu yang menentukan langkah KPAID ke depannya. Untuk kegiatan hari ini, selain bermain dengan kami, keluarga dan teman-teman, alhamdulillah ada apresiasi dari siswa-siswi kita yang memberikan donasi. Hari ini, kita bermain sesuka hati, bagaimana caranya anak-anak ini bisa lepas dari rasa trauma,” ungkap Ato.
Sementara, Manajer Ampera Waterpark, Firman, mengaku sangat menyambut baik terhadap program KPAID dalam upaya memulihkan rasa trauma anak yang menjadi korban gempa tersebut. Ia menyebutkan tak hanya kali ini saja melakukan kegiatan sosial untuk perusahaannya.
“Setiap bulannya kita rutin mengundang anak-anak yatim untuk bermain dan makan di sini. Untuk anak-anak korban gempa ini juga akan kita data, jika nantinya ingin bermain ke sini kita persilakan karena itu adalah program CSR dari kita untuk berbagi kasih dengan mereka,” singkat Firman. (Sep)
