BANDUNG BARAT (CAMEON)-Jika selama ini bangsa Indonesia kerap menjadi pasar produk-produk Cina, tetapi untuk satu produk ini tidak. Malah sebaliknya. Orang Cina yang justru membeli barang dari kita.
Menariknya, produk yang dibuat ini seratus persen buatan anak negeri. Seluruh proses pembuatan KJA AquaTec, dari mulai penelitian hingga menghasilkan produk dikerjakan oleh karyawan lokal dan tanpa bantuan teknologi luar negeri.
Namanya adalah Keramba Jaring Apung (KJA) Offshore Submersible dengan brand AquaTec milik PT Gani Arta Dwitunggal. Perusahaan yang ada di Jalan Cimareme Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat (KBB) inilah yang selama ini memproduksi peralatan kelautan dan perikanan.
Kabar baiknya, untuk pertama kalinya perusahaan ini berhasil menembus pasar ekspor luar negeri ke Provinsi Hainan, China. Bahkan, sebelumnya telah mengalahkan kompetitor dari Eropa dengan produk sejenis.
President Director PT Gani Arta Dwitunggal Budiprawira Sunadim mengatakan, KJA Offshore Submersible miliknya memiliki keunggulan dibandingkan KJA buatan Eropa. Selain produk yang lain lebih mahal, ternyata dinilai tidak fleksibel.
“Berbeda dengan produk kita. KJA kita dapat ditenggelamkan hingga 10-15 meter dari permukaan laut. Ini sangat cocok digunakan di Indonesia yang terkenal dengan kemaritimannya,” ujarnya, sebelum di ekspor ke Hainan Cina, di kantor PT Gani Arta Dwitunggal, Jalan Cimareme, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Minggu (18/6/2017).
Tak hanya cocok di Indonesia, produk KJA ini juga diklaim berani menghadapi cuaca ektrem di lautan lepas luar kepulauan nusantara. “Tahan ari serangan badai,” kata Budi.
Ia membeberkan, KJA ini telah dipesan oleh salah satu perusahaan swasta di Provinsi Hainan, Cina. Sebagai informasi, daerah Hainan kerap terjadi badai Taifun dengan kondisi ombak yang besar.
“Keramba ini akan dipasang di Provinsi Hainan-Cina dan langsung akan menghadapi ombak laut lepas dan akan terjadi badai Taifun pada akhir Juli. Kita siap. Bahkan daya tahannya sampai 30 tahun,” ujarnya.
Dikatakan Budi, nilai investasi yang ditanamkan perusahaan Cina tersebut untuk mendapatkan KJA Offshore Submersible AquaTec mencapai USD 90 ribu atau setara Rp 1,5 miliar. Kabar baiknya, apabila Cina cocok, maka tidak menutup kemungkinan, negara lain akan mengikuti.
“Perusahaan kami menciptakan KJA ini setelah melalui penelitian dan uji coba kurang lebih hampir satu tahun di beberapa tempat di Indonesia,” tandasnya. (Ginan)





