News

Bandung Hanya Sumbang Rp 3,9 Triliun untuk Tax Amesty

209
×

Bandung Hanya Sumbang Rp 3,9 Triliun untuk Tax Amesty

Sebarkan artikel ini
Bandung Hanya Sumbang Rp 3,9 Triliun untuk Tax Amesty

BANDUNG, (CAMEON)– Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani menyindir fenomena Dimas Kanjeng yang terjadi di Indonesia. Sebab, saat ini tercatat di Indonesia pemasukan pajak masih tetap sedikit. Sementara, pemerintah Indonesia tidak bisa melakukan pinjam kepada pihak luar.

”Mau pemasukan dari mana Indonesia, yang bajar pajak masih sedikit, pimjaman masih nggak boleh, daerah maunya dapat tambahan banyak, uang dari mana kita?” ucap Sri saat kuliah umum di Universitas Padjajaran (Unpad), Selasa (29/11).

Atas ucapannya, semua audiens pun tertawa. Dalam kesempatan tersebut, dia membeberkan pemasukan keuangan yang didapat dari Tax Amesty tahap dua. Tercatat, pada 25 November 2016 jumlah harta tebusan mencapai Rp 94 triliun. Lalu untuk Jawa Barat jumlah Tax Amnesty yang masuk mencapai Rp 7 triliun.

Dia pun menyanyangkan terhadap jumlah Tax Amnesty di Bandung. Sebanyak Rp 3,9 triliun dianggap masih sedikit jika dibandingkan jumlah pelaku usaha di Bandung. ”Hanya 20 ribu orang yang telah melakukan Tax Amesty dari 448 ribu orang wajib pajak,” jelasnya.

Lalu sebanyak Rp 22,5 triliun jumlah tebusan dari wilayah lainnya di luar Jawa Barat. Lebih jauh, untuk Indonesia, dia mengelompokan menjadi enam wilayah. Yakni., Sumatra, Kalimantan, Jakarta, Jawa non Jakarta, Sulawesi dan Kepulauan Bali, Nusa, Papua serta Maluku.

Dari enam wilayah tersebut, hanya Jakarta yang memiliki jumlah Tax Amesty paling tinggi. Jumlah harta tebusan, lanjut dia, mencapai 52,3 Triliun. Jumlah tersebut berasal dari 150 ribu jumlah wajib pajak dari 2,1 juta wajib pajak.

Ketika ditanya, jumlah Tax Amesty yang pada bulan Desember, dia tidak memiliki target apapun. Bercermin pada Tax Amesty tahap pertama, pihaknya yakin pada akhir Desember nanty, jumlah tersebut akan meningkat.

”Biasanya minggu pertama hingga Tax Amesty akan meningkat,” ucapanya.

Lebih jauh, jumlah pendapatan pajak di Indonesia masih jauh dari target. Di mana pada bulan Oktober jumlah pajak paling kecil diraih oleh Pajak Cukai yang mencapai Rp 87,9 triliun. Sedangkan target 2016 mencapai Rp 148,1 triliun. Lalu, jumlah paling besar diraih oleh Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang sudah mencapai Rp 16,3 triliun dari target 17,7 triliun.

”Untuk 2017, target pajak akan dinaikan sebesar 13 persen dari estimasi tahun ini,” ungkapnya.

Terkait Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) masih sama dengan tahun sebelumnya. Hanya saja pihaknya meningkatkan beberapa sektor . Di antaranya pertumbuhan ekonomi dan lifting minyak.

Pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) mencapai 5,1 persen, tahun depan dinaikan menjadi 5,3 persen. Lalu, lifting minyak yang semula mencapai 815 ribu barel per hari diturunkan menjadi 780 ribu barel per hari.

Lalu, untuk jumlah tranfers ke daerah pada tahun, pihaknya akan kembali mentranferkan Dana Alokasi Umum (DAU). Hal tersebut akan dilihat dari segi keperluan dan kebutuhan dari tiap daerah.

”Kita akan berikan kembali DAU yang sempat tertunda pada tahun ini. Semoga daerah bisa memanfaatkannya dengan baik,” harapnya.

Penyakit dari tiap daerah terkait pemberikan DAU, diungkap olehnya, memiliki masalah yang sama. Tidak bisa memanfaatkannya dengan baik. Dia menghimbau, DAU lebih digunakan untuk investasi di mana akan terasa dalam jangka waktu yang panjang. (Putri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *