NewsPolitik

Ayam Tiren 100 Kilogram Sehari? DPRD Sidak Rumah Potong

62
×

Ayam Tiren 100 Kilogram Sehari? DPRD Sidak Rumah Potong

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIK (CM) – Kabar tentang dugaan peredaran ayam tiren (ayam yang mati sebelum disembelih) belakangan mencuat di Kota Tasikmalaya.

Informasi ini tidak diabaikan begitu saja. Anggota Komisi II DPRD Kota Tasikmalaya, Kepler Sianturi, bersama sejumlah instansi terkait seperti Dinas Kesehatan, Satuan Polisi Pamong Praja, serta Bidang Ekonomi, langsung menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah lokasi.

Sidak tersebut menyasar sejumlah tempat pemotongan ayam berskala besar serta pasar tradisional yang menjadi pusat distribusi ayam di kota tersebut.

“Kami mendapat laporan dari warga soal adanya dugaan penjualan ayam tiren. Maka dari itu, hari ini kami langsung bergerak ke lapangan,” ujar Kepler pada Jumat, 25 Juli 2025.

Kepler menyebutkan bahwa informasi yang diterima menyebutkan potensi distribusi ayam tiren bisa mencapai 100 kilogram per hari.

“Angka ini cukup signifikan. Jika melihat volume tersebut, kecil kemungkinan hanya dilakukan pedagang kecil. Saya menduga ada keterkaitan dengan Rumah Potong Ayam (RPA) atau perusahaan besar,” katanya.

Baca juga: DPRD Soroti Penyaluran Bansos Tak Tepat Sasaran di Kota Tasikmalaya

Dalam salah satu lokasi yang disidak, pihak perusahaan menyatakan tidak melakukan praktik penjualan ayam tiren.

“Memang ada ayam mati sebelum disembelih, tapi itu diproses menjadi pakan ikan lele. Kami cek langsung ke kolam lelenya, dan memang digunakan di sana,” kata Kepler.

Manajemen rumah potong ayam yang menjadi salah satu target sidak, berinisial RK, menyambut baik langkah pengawasan tersebut. Melalui sambungan telepon, RK menyatakan bahwa pihaknya mendukung setiap upaya perbaikan dari pemerintah.

“Sidak ini kami anggap sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap pengusaha ayam potong. Rekomendasi yang diberikan saat sidak sebagian besar sudah kami laksanakan sesuai aturan,” ujar RK.

Soal isu ayam tiren, RK menegaskan bahwa perusahaan tidak terlibat.

“Kalau ada oknum dari luar yang mencatut nama kami atau mengaku terhubung dengan perusahaan, kami tentu tidak bertanggung jawab. Namun jika memang ada yang terbukti punya relasi dengan kami dan menjual ayam tiren, kami tidak akan tinggal diam,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *