News

Aswaja Center Pangandaran Terus Dorong Pangandaran Sebagai Kawasan Wisata Mendunia

153
×

Aswaja Center Pangandaran Terus Dorong Pangandaran Sebagai Kawasan Wisata Mendunia

Sebarkan artikel ini

PANGANDARAN (CM) – Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) Center Kabupaten Pangandaran gencar Roadshow ke berbagai pelosok. Hal tersebut dilakoni untuk menyelaraskan antara Organisasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda).

Melalui halaqoh aswaja, penyebaran syiar agama dan penguatkan iman warga Kabupaten Pangandaran terhadap pengaruh budaya luar terus dilakukan.

Direktur Aswaja Center Pangandaran KH Rd Hilal Farid Turmudzi mengatakan, bahwa peran warga Nahdliyin dalam progres pembangunan kawasan pariwisata mendunia juga terus didorong di Halaqoh Aswaja supaya dapat bermanfaat.

“Ini merupakan upaya kami untuk mendorong Pangandaran sebagai kawasan wisata mendunia,”ujarnya, Kamis (05/03/2020).

Selain halaqoh, kata dia, kajian – kajian kitab kuning juga terus dilakukan sebagai upaya pencerdasan nalar para siswa dan mahasiswa yang ada di Kabupaten Pangandaran.

“Kalau halaqoh kan sebulan sekali secara random di beberapa Kecamatan. Nah untuk kajian kitab kuning, kita rutin setiap malam sabtu di Kecamatan Cijulang,”katanya.

Selain kedua program rutin ini, kata KH Rd Hilal, kongkow budaya juga dilakukan berbarengan dengan halaqoh supaya masyarakat tidak lupa akan budaya bangsanya.

“Dalam halaqoh kan juga ada kajian-kajian terkait fiqih kebangsaan, mengenai nasionalisme dari segi islam. Ya ini tiada lain untuk membentengi radikalisme,” Imbuhnya.

Sebagai benteng radikalisme warga, tegas, Hilal, kajian-kajian ini juga bertujuan untuk mempersiapkan Pangandaran sebagai kawasan wisata mendunia.

“Sebagai kawasan terbuka sudah pasti masuk berbagai hal dari para turis, termasuk faham-faham baru, kalau tidak diperkuat dari sekarang, mau kapan lagi,”tegasnya.

Lebih Lanjut, Hilal Juga berharap supaya warga nahdliyin juga turut berperan dalam progres pembangunan Pangandaran sebagai kawasan wisata mendunia.

“ Pangandaran punya banyak potensi, rugi kalau kita hanya jadi penonton. Warga nahdliyin jangan sampai seperti tikus yang mati dilumbung padi,“tandasnya.(005)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *