News

Aplikasi Sapawarga Membingungkan Penggunanya

250
×

Aplikasi Sapawarga Membingungkan Penggunanya

Sebarkan artikel ini
program sapawarga jawa barat

TASIKMALAYA (CM) – Program kebijakan sisitem informasi online yang digulirkan oleh pemerintah provinsi jawa Barat melalui program aplikasi Sapawarga, memang sedikit banyaknya membantu dalam proses administrasi maupun akses informasi warga jawa barat di tengah situasi wabah pandemic Covid-19 ini.

Namun aplikasi yang dibuat secanggih ini, akan menjadi sistem yang sulit dipahami oleh para pemangku kebijakan tingkat bawah baik di tingkat perangkat desa hingga RT dan, RW.

Sejumlah kendala mulai dari sushnya tertangkap sinyal, hingga loading yang cukup lama untuk menginput data menjadikan rasa gusar bagi para ketua RW khususnya, apalagi jika dirumah mereka tidak dilengkapi oleh fasilitas koneksi internet.

“Pak rieut abdi mah, geus sababaraha kali akses ngan hayoh we di tolak, jaba di abdi sinyalna awon , ari data kedah saengalna dikirim, kumaha teu janten stress pak,“ ujar salah seorang ketua RW di Wilayah Kab Tasikmalaya, yang enggan dipublikasikan namanya.

Senada dengan temannya, salah seorang RW juga mengeluhkan system informasi yang kerap berganti-ganti aplikasi, sehingga membuat data awal harus dirubah lagi.

Padahal masyarakat sudah banyak yang tak sabar menanyakan kapan bantuan sosial dari pihak provinsi turun. Sementara disisi lain Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang dimiliki Pemrov Jabar melalui aplikasi sapa warga kerap mengutak ngatik sisitem dan data.

“Entahlah sayamah hanya pasrah, ek dicarekan ku warga ge heug teh teuing,“ Ujar Pengurus RW di Desa Cikadongdong kepada Cakrawalamedia.co.id.

Tak hanya pengurus RW, sejumlah operator desapun menjadi kebingungan dengan system aplikasi sapawarga ini, menurut mereka aplikasi ini akan berjalan lancer jika ditunjang oleh sarana dan prasaran serta fasilitas jaringan yang mumpuni sehingga laporan akan terkirim dengan cepat.

“Ya kami hanya sebatas menjalankan perintah dari atas pak, seyogyanya akses dan fasilitasnya diperbaharui lagi, kasihan para pengurus RW yang tidak tercover jaringan, atau bahkan yang tidak memiliki kuota sama sekali,“ ungkap Reza salah seorang Operatos di Desa Cikadongdong. (zm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *