News

Ani Rambo, Sosok Linmas Perempuan Serba Bisa

784
×

Ani Rambo, Sosok Linmas Perempuan Serba Bisa

Sebarkan artikel ini

BANDU G BARAT (CM) – Pelindung Masyarakat (Linmas), profesi yang hanya dipandang rendah oleh sebagian orang. Tidak banyak yang mengira bahwa menjadi seorang Linmas adalah pekerjaan yang mulia. Itulah profesi yang sampai saat ini masih dijalani Ani (46).

Dari ratusan anggota Linmas yang hadir dalam kegiatan sosialisasi dan pembinaan yang digelar Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), terselip seorang wanita berseragam Linmas duduk di antara anggota laki-laki.

Tidak merasa minder ataupun malu, justru wanita berbadan kurus ini merasa bangga menjadi anggota Linmas. “Harus bangga jadi satu-satunya wanita yang pakai baju Linmas di antara ratusan anngota laki-laki ,” katanya.

Ani, Ibu empat orang anak ini sehari-hari menjalani pekerjaan sebagai Linmas di Desa Mekarsari Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat (KBB). Tak berkecil hati dan juga penuh rasa tanggung jawab dalam menjalaninya. “Anak punya empat, yang dua sudah menikah dan yang satu SMP. Si bungsu masih SD,” tuturnya.

Perempuan yang lahir dari daerah campuran Kota Galendo dengan Kota Santri ini setiap bulannya mendapatkan upah sebesar Rp 300 ribu per tiga bulan. Meski tidak seberapa, dirinya tetap menerima dengan rasa syukur.

Panggilan jiwa, sebuah kata yang menjadi semangat Ani. “Pentingnya peranan Linmas bagi masyarakat yang dapat menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungannya, kalau bukan kita lalu mau siapa lagi. Semua pekerjaan pasti ada resikonya,” tegas Ani, saat ditemui dalam kegiatan Pembinaan Linmas di Lembang, Sabtu (14/07/2018).

Selain berprofesi sebagai Linmas, Ani pun bekerja sebagai buruh serabutan. “Dia mah segala bisa, bahkan nembok dan kuli bangunan pun dia kerjakan,” cetus rekannya sesama Linmas

Melihat sosok Ani yang biasa mengerjakan pekerjaan laki-laki, dia pun kini mempunyai nama panggilan yaitu “Ani Rambo”. “Saya mah nembok hayu, bangunan hayu dan sekarang lagi belajar bikin lemari,” katanya. Akhir – akhir ini, kata Ani, dirinya tengah belajar membuat lemari dari bahan lemari bekas dan didaur ulang secara otodidak di rumahnya.

Apa yang dilakukannya itu untuk membantu suami yang kini bekerja di Jawa Timur. ” Mau Bagaimana lagi, memang begini kenyataannya. Kadang pulang sebulan sekali ya kadang kalau lagi banyak pekerjaan tidak pulang,” ujarnya.

Dengan profesinya sebagai Linmas, Ani berharap pemerintah KBB lebih memperhatikan kesejahteraan anggota yang notabene tidak seharusnya dianggap sebelah mata oleh sebagian orang. “Gaji kami per tiga bulan Rp 300 ribu. Alhamdulillah kemarin ada kenaikan menjadi Rp 390 ribu meskipun harus dipotong pajak Rp 15 ribu. Semoga ke depannya bisa lebih baik,” harapnya. (Intan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *