TASIKMALAYA (CM) – Apa jadinya jika pasien Covid-19 malah mengejar jurnalis yang tengah meliput? Padahal para pewarta ini sudah menjaga jarak dan mengikuti prosedur yang ditetapkan.
Insiden ini terjadi Jumat (15/05/2020) ini. Ceritanya dimulai dari seorang pasien yang terindikasi positive Covid 19, inisialnya An, usianya 38 tahun, warga Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.
Mendapati warga yang terindikasi, petugas dari Gugus Tugas pun langsung sigap bertindak. Mereka menjemput ke rumah sang pasien, lengkap dengan APD-nya.
Tak ketinggalan, para pewarta dari sejumlah media cetak dan elektronik sibuk meliput. Tentu saja mereka pun sama, sudah memperhatikan SOP yang berlaku.
Namun rupanya praktek di lapangan tak semudah dalam teori. Paramedis dan sejumlah aparat yang datang ke rumah pasien tadi malah mendapat perlakuan yang tidak wajar dari pasien dan keluarganya, bahkan caci maki keluar dari mulut An dan juga keluarganya.
Bukan hanya penolakan kepada petugas, sejumlah wartawan televisi yang sempat merekam kejadian itu tak luput dari cacian dan umpatan An dan keluarganya. Malahan, pasien terduga ini langsung lari menghampiri para pewarta yang saat peliputan itu sebenarnya berjarak cukup jauh.
An tiba-tiba datang mendekat, lalu kemudian menyambangi para wartawan dan berupaya merebut kamera. Tentu saja para pewarta ini kaget luar biasa. “Saya pegang semua nih, mau jadi ODP ya,“ ujarnya.
Sementara itu mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, petugas gabungan TNI-Polri bersiaga di lokasi. Meski sempat menolak, pasien positif Covid-19 tersebut akhirnya bersedia untuk dijemput untuk dilakukan isolasi di rumah sakit.
Terpisah, Wakil Walikota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf mengatakan, pihaknya terpaksa melakukan penjemputan paksa, karena pasien tersebut harus segera diisolasi.
“Ya SOP-nya memang seperti itu harus dijemput, karena ini riskan untuk warga sekitar,” kata Muhammad Yusuf, saat dikonfirmasi melalui sambungan teleponnya. Jumat (15/5). (DZM)