News

Aliansi BEM Fakultas Unpad Bedah Visi Misi dan Gagasan Calon Rektor Baru

247
×

Aliansi BEM Fakultas Unpad Bedah Visi Misi dan Gagasan Calon Rektor Baru

Sebarkan artikel ini
Aliansi BEM Unpad

BANDUNG (CM) – Aliansi BEM Fakultas Unpad melakukan wawancara dan diskusi dengan Calon Rektor Unpad periode 2019-2024 bapak Prof. H. Atip Latipulhayat, S.H., LL.M., Ph.D. di Gedung Sri Soemantri Universitas Padjadjaran Bandung, Senin (22/09/2018). Aliansi BEM terdiri dari BEM Kema FEB, BEM Diploma FEB, BEM Kema FAPET, BEM Str FISIP, BEM Kema FMIPA, dan BEM Kema FTIP. Dalam kesempatan itu hadir pula BEM Fisip, BEM Fapsi, BEM FK, dan BEM KMFP.

Dikusi dilakukan guna mendapatkan beberapa informasi terkait calon rektor dan sebagai bentuk nyata pengawalan pemilihan rektor oleh mahasiswa #UnpadPilek2018. Pertemuan yang dilakukan sore hari hingga menjelang maghrib tersebut diawali dengan perkenalan ringan dan latar belakang dari Prof. Atip. Lahir dan besar di tanah sunda tepatnya di Tasikmalaya membuat Prof. Atip memiliki kecintaan terhadap sunda dan seisinya. Keresahan menjadi faktor pendorong lain.

Dosen Fakultas Hukum ini meresahkan beberapa kebijakan Unpad yang dinilai tergesa-gesa dan menggerus marwah Unpad sebagai kampus milik masyarakat Jawa barat untuk Indonesia dan dunia. Penguat lain untuk maju menjadi calon rektor karena Prof. Atip merasa siap untuk dipilih karena 3 faktor yaitu bergelar professor yang berarti kapasits akademik yang cocok, berpengalaman kuliah di luar negeri, dan punya cita-cita untuk mewujudkan kampus Unpad seperti kampus-kampus kelas dunia yang ada di luar negeri. Sehingga terbitlah keinginan untuk membuat kampus mejadi nyaman dan membuat sejahtera elemen didalamnya.

Visi yang beliau gagas “Menemukan kembali Unpad sebagai Universitas yang dimiliki bersama oleh seluruh pemangku kebijakan menuju universitas unggul kelas dunia yang berbasis nilai lokal”. Dia menegaskan bahwa sejatinya Unpad harus menemukan jatidiri dan merasa dimiliki oleh seluruh masyarakat khususnya Jawa barat. Alumnus dari Monash University Australia ini menceritakan, berdirinya Unpad sedikit mirip dengan Leiden University. Menemukan spirit sejarah Unpad dengan kontribusi adalah tujuan utamanya sehingga tercetuslah kalimat Unpad Rahmatan lil Indonisiyyiin (Unpad rahmat bagi Indonesia) dan berbasis nilai-nilai lokal.

Aliansi BEM Unpad

Evaluasi rektor sebelumnya menjadi topik bahasan selanjutnya, dirinya mengkritisi Pusat Studi Diluar Kampus Utama (PSDKU) menjadi topik utama. Menurut dia, PSDKU diadakan dengan proses yang tidak matang. Maka, tindakan yang akan dilakukan jika beliau terpilih menjadi rektor Unpad yakni evaluasi dari segi cost (biaya) yang harus menekankan kerjasama dengan pemerintah daerah. Langkah selanjutnya, evaluasi mengenai mutu lulusan PSDKU, dan efektifitas metode pengajaran serta komunikasi dosen. “Selain PSDKU, keuangan menjadi topik selanjutnya. Financial logic harus menjadi prinsip pimpinan,” imbuhnya.

Pria kelahiran tahun 1964 itu mengeluhkan bahwa sistem keuangan di Unpad sudah baik, namun ada yang salah, yaitu tidak berdasarkan “rule base” sehingga banyak beberapa yang menyalahi aturan. Dia pun menyinggung sedikit perihal temuan BPK tempo lalu. Pengelolaan keuangan Unpad seharusnya menggunakan prinsip Money Follow Programmebukan sebaliknya.

Kemudian, dia juga menawarkan solusi. Menurutnya, banyak yang bisa dilakukan selain dari UKT yang tidak usah dinaikkan kembali. Ditambahkannya, PTNBH merupakan ruang lebih untuk mengelola keuangan diantaranya memanfaatkan dan membuat aset-aset Unpad berjalan. Selain itu, juga mengajukan sistem kerjasama dengan profesional yang berasal dari Alumni serta kerjasama dengan pemerintah dan pemangku keijakan. Pembangunan pusat perbelanjaan dan beberapa kerjasama pengelolaan asset menjadi contoh yang dia sampaikan. Suasanapun mencair ketika Prof. Atip menceritakan nostalgia saat berkuliah di luar negeri.

Lalu, dirinya menegaskan bahwa kebijakan setralistik dirasanya kurang baik karena menurunkan tingkat partipasi dari elemen Fakultas-Fakultas di Unpad. Sedikit selipan yang menjadi bahasan diskusi adalah mengenai sistem pemilihan rektor Unpad yang menurutnya kurang partisipasi dari unsur internal dan transparansi. Namun, dia tetap menilai bahwa prosesi yang dilakukan oleh MWA dan Pansel sudah benar dan sesuai dengan aturan hukum.

Dijelaskannya bahwa program-program yang akan dilaksanakan pada 2 tahun pertama yakni konsolidasi, perbaikan sistem internal baik dari kemahasiswaan hingga alumni, merubah sistem sentralistik menjadi desentralisasi, mengkaji kebijakan-kebijakan yang dinilai premature dan lain sebagainya. “Di tahun ke 3-5, akan fokus menjadikan Unpad central of excellentdan menaikkan peringkat Unpad dengan cara meningkatkan pelayanan, meningkatkan kenyamanan dalam kampus melalui perbaikan dan pengadaan fasilitas-fasilitas pendukung serta menanamkan culture responsibility, menjaga dan merawat sehingga seluruh akademisi nyaman dan produktif di dalam kampus untuk menghasilkan karya dan publikasinya,” ujarnya.

Diskusi pun berlanjut dengan bahasan lain seperti sekolah vokasi, UKT, hingga aset-aset Unpad. Sesi tersebut diakhiri dengan foto bersama seluruh peserta dengan Prof. Atip. Sebagai bentuk pengawalan lain dari Aliansi BEM Fakultas-Fakultas di Unpad, akan dilaksanakan pertemuan-pertemuan dengan calon rektor lain dalam waktu dekat.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *