News

Agus Winarno: Ricuh Unjuk Rasa Jakarta Disinyalir Dipicu Provokator, Aparat dan Rakyat Jangan Dibenturkan

525
×

Agus Winarno: Ricuh Unjuk Rasa Jakarta Disinyalir Dipicu Provokator, Aparat dan Rakyat Jangan Dibenturkan

Sebarkan artikel ini
Ketua Umum Relawan Anak Bangsa Nasional (RABN), Agus Winarno, SH

JAKARTA (CM) – Ketua Umum Relawan Anak Bangsa Nasional (RABN), Agus Winarno, menilai kericuhan dalam aksi unjuk rasa pada 25–28 Agustus 2025 tidak sepenuhnya murni berasal dari massa. Ia mensinyalir ada pihak tertentu yang sengaja memprovokasi agar aksi berakhir ricuh.

“Kami melihat ada aktor provokator yang menunggangi aksi sehingga berubah menjadi kerusuhan. Ini bisa merusak demokrasi kita. Sesama anak bangsa sebaiknya saling menguatkan agar bangsa segera pulih dan masyarakat sejahtera,” ujar Agus, Sabtu, 30 Agustus 2025.

Agus menyampaikan keprihatinannya atas bentrokan yang terjadi di depan Gedung DPR RI, Kamis malam (28/8/2025), yang menelan korban jiwa baik dari pihak pengunjuk rasa maupun aparat keamanan.

“Sebagai sesama anak bangsa, polemik ini harus segera diakhiri,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Agus mengapresiasi sikap Presiden Prabowo Subianto yang berjanji menindak tegas pihak-pihak yang bertanggung jawab atas jatuhnya korban.

Menurutnya, komitmen Presiden dalam melawan korupsi dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat sejalan dengan aspirasi masyarakat yang turun ke jalan.

“Presiden sudah menunjukkan keseriusan dengan menindak koruptor di sektor migas, sawit, timah, dan menyita 3,1 juta hektar lahan sawit bermasalah. Ini langkah nyata membenahi tata kelola keuangan negara sekaligus memperbaiki kesejahteraan rakyat,” ucap Agus.

Ia menambahkan, kebijakan efisiensi anggaran yang digagas Presiden, termasuk penghentian tantiem direksi dan komisaris BUMN serta pembatasan tunjangan aparatur negara yang dinilai berlebihan, merupakan bagian dari komitmen tersebut.

Agus mengingatkan seluruh penyelenggara negara, baik DPR, pemerintah pusat, maupun daerah, untuk menjaga etika komunikasi politik.

“Pernyataan politik hendaknya disampaikan dengan santun dan bermartabat, tidak provokatif, agar tidak melukai perasaan publik,” tegasnya.

Menurut Agus, kebebasan berserikat, berkumpul, dan menyampaikan pendapat tetap dijamin konstitusi. Ia menegaskan, unjuk rasa merupakan wujud aspirasi rakyat yang perlu dihargai.

“Presiden tentu mencermati suasana batin rakyat dan siap menyerap aspirasi demi terciptanya keadilan yang seadil-adilnya,” ujarnya.

Agus juga menyoroti insiden kendaraan taktis barakuda yang menabrak pengunjuk rasa. Ia meminta agar peristiwa itu dilihat secara jernih. Menurutnya, aparat di lapangan juga berada dalam tekanan.

“Mereka mungkin panik karena terjepit. Kalau tidak tegas, disalahkan atasan. Kalau terlalu tegas, berhadapan dengan massa. Jadi, jangan benturkan aparat dengan rakyat. Akar masalah sebenarnya ada pada perilaku pejabat korup yang menjalankan politik dan ekonomi serakah,” kata Agus.

Ia mengimbau masyarakat tetap menjaga kondusifitas di tengah situasi yang berkembang.

“Kita harus tetap tenang dan menjaga persatuan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *