BANDUNG BARAT, (CAMEON) – Sejumlah pemililk lapak Pegadang Kaki Lima (PKL) di Pasar Panorama Lembang urung melakukan aksi unjuk rasa, Kamis (23/3/2017). Pada saat akan melakukan aksi, Bupati Abubakar mendadak mendatangi para pedagang.
Sebelumnya, pedagang akan melakukan aksi untuk menolak ukuran bangunan lapak yang tengah dibangun pihak pengembang. Keluhan datang dari sebagian pedagang yang akan menempati lapak pedagang kaki lima (PKL), pada awalnya mereka akan menempati bangunan berukuran 1 x 1,20 meter.
Namun pada kenyataannya dikurangi jadi 1 x 60 cm percis seperti bentuk kuburan. Namun setelah ditinjau bupati, faktanya tidak seperti itu. Dalam kesempatan tersebut, Abubakar mengaku akan menengahi harapan pedagang dengan pihak pengembang dari PT. Bina Bangun Persada.
“Kita akan akomodir harapan dari semua pedagang. Kita selesaikan secara musyawarah,” ucap Abubakar di lokasi.
Diakui olehnya, setiap pedagang menginginkan tempat yang layak, termasuk tempat untuk berdagang. Tapi harus dipertimbangkan juga kemampuan untuk mewujudkannya.
Demi menampung seluruh PKL di sekitar pasar maka ukurannya terpaksa dibikin lebih kecil. Bahkan, pihaknya mengatakan, data pedagang yang saat ini ada selalu bertambah. Di sisi lain, hal ini membuat pihaknya kebingungan
Di tempat yang sama, Direktur PT Bina Bangun Persada, Engkus Kusnadi membantah ukuran lapak terlalu kecil. Dengan tegas, keputusan untuk membangun lapak ini pun sebelumnya sudah sesuai kesepakatan dengan seluruh pedagang.
“Hal-hal yang mau dibangun itu sebelumnya telah dibicarakan dan dimusyawarahkan sama pedagang,” ungkapnya.
Ke depan, pihaknya akan memasang keramik dan saluran air bersih. Hal ini dilakukan untuk menambah kenyamanan setiap pedagang.
Sementara itu, salah seorang pedagang Rohman (38) mengaku akan memilih berdagang di pasar darurat yang saat ini mereka tempati. “Kami tidak mau menerima, lebih baik jualan diluar daripada harus nempati bangunan pasar yang ukurannya hanya secuwil seperti ini,” pungkasnya (Putri)