KOTA TASIKMALAYA, (CAMEON) – Proyek pembangunan Taman Kota Tasikmalaya yang menelan duit hingga Rp 10 Miliar antara harapan dan kenyataan.
Lantas, bagaimana pengawasan proyek ini berjalan? Entah siapa yang berhak mengawasi. Tapi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, seperti Cipta Karya mengaku tidak bisa berbuat banyak.
Kepala Dinas Cipta Karya Kota Tasikmalaya, Yono Kasyono mengaku, secara teknis pihaknya tidak punya kewenangan untuk mengawasi pelaksanaan proyek 10 miliar itu.
“Karena kami tidak dilibatkan ke dalam struktur pelaksanaan pembangunan Taman Kota,” katanya kepada CAMEON, Selasa (27/12/2016).
Bahkan, Yono mengungkapkan, sejak awal proyek ini digeber, pihaknya tidak banyak tahu. Dengan kata lain, sejak proses awal membangun hingga pelaksanaan pembangunannya, ternyata tidak banyak melibatkan dinas ini.
“Sejak dilaksanakan pekerjaan pembangunan Taman Kota, kami tidak tahu menahu. Apalagi sampai ada isu Dinas Cipta Karya yang mengurusnya, itu tidak benar,” tegasnya.
Malah sebaliknya. Dia hanya tahu, lelang proyek hingga pemenang lelang itu dari Provinsi termasuk seluruh struktur pelaksanaannya.
“Dari mulai pelaksanaan beserta anggarannya semuanya anggaran APBN Provinsi,” katanya.
Akhirnya, sampai dana pengguna anggaran, PPTK, maupun PPK, termasuk perencanaan secara teknis. Semuanya provinsi. Pihak Kota tidak banyak tahu.
“Kami dalam proyek 10 miliar itu tidak ada kaitannya dan kami tidak memiliki kewenangan untuk mengawasi,” ujarnya.
Kendati demikian, ia mengaku, proses perencanaan tidak terlepas dari kebijakan Wali Kota nonaktif Budi Budiman. Ia mengaku ikut serta di dalamnya.
“Kami yang mengundang para tokoh masyarakat di antaranya Pak Rustijo, Pak Jaja termasuk MUI juga kami undang pada waktu itu, pada prinsipnya mereka menyetujui,” katanya.
Terlepas dari pengawasan dan pelaksanaan dari Provinsi Jawa Barat, pada dasarnya dia berargumen, bahwasannya keberadaan taman itu memang dibutuhkan.
“Kota Tasikmalaya saat ini memang masih kekurangan lahan terbuka hijau atau belum memiliki ruang terbuka hijau yang representatif seperti Taman Kota yang sekarang ini,” tandasnya. (Edi Mulyana)