KOTA TASIKMALAYA, ( CAMEON )-Yayasan Darul Ihsan pusat rehabilitas penderita gangguan jiwa di Kampung Cibeureum 2, RT 01/04 Kelurahan Sukalaksana Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya, belum ada perhatian pemerintah Kota Tasikmalaya.
Padahal, di Yayasan ini banyak orang-orang kena gangguan jiwa. Sejak 19 tahun lalu, lembaga ini istiqomah mengobati orang-orang “Gila” yang ditemukan dipinggir jalan atau yang sengaja diantarkan.
Ketua Yayasan Darul Ihsan H Supratman mengatakan, orang yang mengalami gangguan jiwa adalah manusia yang harus dimanusiakan. Untuk itulah, yayasannya bergerak dengan konsisten.
Sayangnya, sampai saat ini perhatian akan orang yang mengalami gangguan jiwa yang ditampung diyayasannya masih luput dari sentuhan pemerintah.
“Sama sekali tidak di perhatikan oleh pemerintah. Padahal, ratusan bahkan ribuan orang yang sakit jiwanya kami ada di sini,” ujarnya, kepada CAMEON di Jalan Ir H Juanda Kota Tasikmalaya, Selasa (29/11/2016).
Diungkapkan, selama ini biaya merawat mereka ditanggung sendiri oleh yayasan ini. Sumber dananya? Supratman menyebut, seadanya dari kantong pribadi. Kadang ada pula bantuan alakadarnya dari keluarga yang peduli.
“Kami sudah hampir sembilan belas tahun merehabilitasi orang gangguan jiwa. Sekalipun belum tersentuh bantuan dari pemerintah daerah,” ujarnya.
Ia dan pengurus yayasan ini merasa terpanggil. Karena orang gila ini sebenarnya punya kesempatan besar untuk sembuh dan hidup normal.
“Mereka juga manusia. .ereka juga perlu perlakuan seperti layaknya manusia biasa. Mereka sama di ciptakan dari tanah, mereka sama di ciptakan oleh Allah, tidak ada bedanya,” ujarnya.
Hanya bedanya, kata pria 60 tahun ini, mereka sakit batin alias gangguan jiwa. Mereka belum tentu bisa di obati dengan obat dokter.
“Cara mengobati mereka dengan batin. Batinnya mereka kami gemleng dengan riadoh, supaya mereka bisa ingat kembali kepada Allah,” imbuhnya.
Mereka yang kerap disebut gila ini, selain diobati secara ruhiah, juga diobati jasmaninya. Jasmani mereka, dilakukan urut saluran urat sarafnya.
“Kami yakin, dengan apa yang telah di sampaikan Allah di dalam Al Quran ketika allah memberikan cobaan penyakit kepada mahlukNya tentu ada obatnya,” jelasnya.
Yayasan ini memang tulusnya bukan main. Bergerak tanpa pamrih, berupaya untuk mengobati dan membantu penyembuhan mereka tanpa memandang upah atau belas kasihan.
Beban mengelola yayasan ini tidak murah. Saat ini saja, ada 400 orang gangguan jiwa yang dirawat. Beragam kasusnya, mulai yang ditemukan dijalanan sampai diantarkan keluarganya.
“Kami harap pemerintah bisa membantu kami. Kami perlu fasilitas tempat yang lebih layak, dan biaya kebutuhan sehari-hari untuk memberi makan mereka,” harapnya. (Edi Mulyana)