CIMAHI, (CAMEON) – Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Kota Cimahi mengklaim realisasi investasi tahun 2016 lebih besar dibandingkan tahun 2015. Hingga Juli 2016, tercatat realisasi investasi sebesar Rp 10,6 triliun, sedangkan tahun 2015 sebesar 5,3 triliun.
Kepala BPMPTSP Kota Cimahi, Meity Mustika mengatakan, BPMPTSP belum merekap realisasi investasi pada semester kedua 2016. Namun yang pasti, nilai investasi tersebut belum banyak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Cimahi.
“Nilai investasi itu kami dapatkan dari data perizinan yang sudah diterbitkan. Jadi, di dalam Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) itu kan disebutkan, jumlah modal yang ditanamkan berapa. Itu kami rekap, sehingga bisa dilihat realisasi penanaman modalnya per tahun,” katanya di kantornya, Kompleks Pemkot Cimahi, Jalan Raden Demang Hardjakusumah, Senin (21/11/2016).
Selain itu, dia menambahkan, realisasi investasi juga diperoleh dari data Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM). “Jadi setiap perusahaan itu wajib melaporkan kegiatan penanaman modalnya. Di situ juga ada modal yang ditanam kembali pada tahun ini, jumlahnya berapa. LKPM ini dibuat oleh perusahaan yang sudah memiliki izin usaha,” jelasnya.
Dia merincikan, sampai semester pertama tahun ini nilai investasi dari SIUP kecil berjumlah Rp 41 miliar, SIUP menengah Rp 140 miliar, SIUP besar Rp 8,706 triliun, dan dari LKPM Rp 1,729 triliun. Dengan demikian, total investasi sampai pertengahan tahun ini berjumlah Rp 10,6 triliun. Walaupun BPMPTSP belum menetapkan target investasi, jumlah tersebut meningkat signifikan dibandingkan nilai investasi pada 2013, yang berjumlah Rp 1,1 triliun.
Menurut Fitriyadi, peningkatan investasi tersebut banyak disumbang oleh perusahaan-perusahaan besar di Cimahi. “Realisasi investasi ini berasal dari macam-macam sektor, tapi sumbangan yang paling besar masih dari industri besar, seperti industri-industri tekstil di Cimahi Selatan. Kalau dari industri kecil, jumlah usahanya memang banyak, tetapi nilai investasinya sebenarnya cukup kecil,” katanya.
Dia menuturkan, data realisasi investasi tersebut belum mencakup seluruh pelaku usaha di Cimahi, karena beberapa pengusaha belum melaporkan kegiatan penanaman modalnya kepada BPMPTSP. Namun demikian, dia mengaku BPMPTSP terus menyosialisasikan pelaporan penanaman modal itu kepada para pelaku usaha.
“Untuk perusahaan besar yang memiliki modal lebih dari Rp 500 juta, dia itu sebenarnya wajib melaporkan LKPM-nya kepada kami saat memproses izin usaha. Namun, memang tidak semuanya patuh. Makanya, kami coba terus sosialisasikan hal ini, biar data penanaman modal di Cimahi lebih akurat lagi,” katanya.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Cimahi, Benny Bachtiar, mengakui, investasi sebesar Rp 10,6 triliun tersebut belum banyak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Cimahi. Pun demikian dengan kesejahteraan masyarakat Cimahi.
“Memang belum berdampak secara sifnifikan terhadap peningkatan Produk Domestik Regional Bruto ataupun buat pertumbuhan ekonomi Kota Cimahi. Malah, menurut saya, dampak positif dari investasi ini masih sangat kurang,” kata Benny.
Soalnya, kata dia, perusahaan-perusahaan besar yang berinvestasi di Cimahi rata-rata berkantor pusat di Jakarta, sehingga transaksi ekonomi banyak terjadi di luar Cimahi. Oleh karena itu, Pemkot Cimahi berupaya mengubah pola investasi dengan membangun Cimahi Technopark maupun menyelenggarakan Baros International Animation Festival (BIAF).
“Sekarang kan ada Pengembangan Ekonomi Lokal, di mana ada empat cluster yang jadi kekuatan utama dalam ekonomi kerakyatan. Makanya, kami berupaya bagaimana caranya agar para pengusaha memiliki lahan industri yang ideal, seperti pergudangan dan sebagainya, dialihfungsikan untuk industri telematika, khsususnya animasi, biar menjadi studio-studio,” katanya.
Dia menambahkan, Pemkot Cimahi juga berupaya menggandeng Kodiklat TNI untuk mewujudkan wisata militer di Cimahi.
“Kami juga berupaya untuk meyakinkan Kodiklat, agar pusdik-pusdik yang jumlahnya banyak di Cimahi ini bisa dijadikan sebagai tempat wisata militer,” imbuhnya. (Rizki)





