News

Home Industri Cibaduyut Gulung Tikar

1135
×

Home Industri Cibaduyut Gulung Tikar

Sebarkan artikel ini
Home Industri Cibaduyut Gulung Tikar

BANDUNG, (CAMEON) – Beberapa tahun terakhir produk sepatu Cibaduyut mulai redup. Bahkan, beberapa home industri yang dulu sempat Berjaya kini mulai gulung tikar. Menurut Camat Bojong Loa Kidul Ania Rachmawati, saat ini harga produk Cibaduyut sangat dibawah standar.

”Sepasang sendal sekarang bisa dibeli dengan harga Rp 20 ribu perpasang. Dulu sekitar 2010, harga sendal bisa mencapai Rp 70 ribu perpasang,” ungkap Ania kepada wartawan ditemui di kantornya, Rabu (16/11).

Diakui olehnya, keadaan ini terjadi beberapa tahun terakhir, paska Wali Kota Bandung Dada Rosada lengser dari jabatannya. Pada masa jabatan Dada Rosada, para pegawai negeri sipil diwajibkan untuk membeli sepatu buatan Cibaduyut.

Lebih dari itu, beberapa pelajar atau masyarakat sempat menjadikan pabrik besar Cibaduyut sebagai wisata pengetahuan. Hal inilah yang dirindukan pihaknya.

Dalam kesempatan tersebut, pihaknya berharap kalau Cibaduyut bisa dijadikan sebagai kampung wisata sepatu kembali. Begitu juga dengan kampung wisata jeans yang berada di Cihampelas yang sudah berjalan.

”Mungkin dengan cara ini, para pemuda di Kecamatan Bojong Loa Kidul tetap bertahan di daerahnya,” katanya.

Dari sekitar 30 home industri yang dulu ada di Cibaduyut, dirinya mencatat hanya lima pengrajin yang masih bertahan. Itu para pengrajin menggunakan modal yang tidak terlalu banyak.

Menurutnya, saat ini para pemuda lebih menyukai bekerja di daerah luar Bandung. Hal ini juga yang menjadi faktor lainnya, pengrajin sepatu dan sendal Cibaduyut berkurang.

Sebelumnya, pada kesempatan reses di Kecamatan Bojong Loa Kidul Wakil Komisi A anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung Rizal Khairul mengatakan, akan mendukung kembali pengrajin sepatu dan sendal Cibaduyut. Bahkan, pihaknya akan mendorong Pemerintah Kota Bandung untuk menjadi kampung wisata Cibaduyut.

”Ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi Kota Bandung, sebelumnya Kota Bandung sudah memiliki Cihampelas sebagai kampung wisata jeans,” katanya.

Lebih jauh, pihaknya berharap setiap kecamatan harus memiliki produk lokal yang menjadi andalan. Hal ini guna menciptakan ekonomi kreatif dan home industri semakin banyak.

Bahkan, bersama dengan anggota dewan yang lainnya akan memikirkan jalan keluar yang tepat untuk permasalahan ini. Ada banyak hal yang perlu dipikirkan. ”Terutama dalam mempertahankan produk-produk asli Kota Bandung ini tetap bertahan di tengah gempuran produk luar negeri,” pungkas pria politisi fraksi Golkar. (putri)

Foto: galamedianews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *