JAKARTA, (CAMEON) – Puluhan tahun sudah warga Kamal, Jakarta Barat tidak menikmati air ledeng, pasokan air bersih dari PAM Jaya. Bahkan, untuk menikmati air bersih, warga harus membeli air dari Dadap, Tangerang yang bahkan bersebelahan dengan Kamal.
Mariati, salah satu kader Posyandu Mentari III Kelurahan Kamal mengaku, bahwa dirinya sudah tinggal puluhan tahun di tempat tersebut tanpa menikmati air ledeng. “Kami hanya menggunakan air sumur,” ujarnya.
Apabila sedang musim kemarau, Mariati dan ratusan kepala keluarga lainnya terpaksa membeli air pikulan. Satu pikul, terdiri atas dua jeriken. Satu pikul sekitar Rp 6 ribu. “Lumayan kalau beli air banyak,” terangnya.
Apabila yang membeli airnya banyak, Mariati terpaksa harus mengantre. Itupun belum tentu dapat. “Kalau dipakai irit-irit,” ucapnya.
Dia pun kadang iri karena tetangganya di Dadap bisa mendapatkan air bersih. “Semoga bisa terealisasi,” harapnya.
Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun memastikan salah satu prioritasnya adalah cakupan air leding di Jakarta. Dia menargetkan cakupan air leding di Jakarta naik hingga 200 persen.
Tak hanya itu, dia juga menyiapkan sejumlah program. Diantaranya untuk warga yang ukurannya di bawah 100 meter persegi akan diproritaskan mendapatkan sambungan air leding. “Tak hanya itu, yang di bawah 75 meter persegi akan dapat diskon,” ucap dia. (tama)