NewsPolitik

Anniversary ke-7, Tanpa Kehadiran Pejabat, Seniman Jalanan Tasikmalaya Sampaikan Kekecewaan

9
×

Anniversary ke-7, Tanpa Kehadiran Pejabat, Seniman Jalanan Tasikmalaya Sampaikan Kekecewaan

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIK (CM) – Peran seniman jalanan kerap dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat maupun pemerintah daerah. Keberadaan mereka dianggap tidak membawa dampak besar bagi daerah, meski di sisi lain banyak warga yang justru merasa terhibur dan mendapatkan ruang ekspresi dari keberadaan para seniman tersebut.

Dalam peringatan Anniversary ke-7 Seniman Jalanan Tasikmalaya (Senjata), kekecewaan muncul setelah undangan kepada Wali Kota, Wakil Wali Kota, tokoh masyarakat, dan sejumlah pejabat daerah tidak mendapat respons. Dari seluruh undangan, hanya satu pejabat yang hadir, yakni Anggota DPRD Kota Tasikmalaya, Kepler Sianturi. Acara digelar di halaman Gedung Creative Center (GCC) Dadaha, Kota Tasikmalaya, Sabtu 22 November 2025.

Wakil Ketua Pelaksana Anniversary Senjata, Muhammad Rizal Alfarizi, menuturkan bahwa ketidakhadiran para pejabat menjadi pukulan bagi komunitas seniman jalanan yang selama ini merasa kurang mendapat perhatian.

“Apalah daya kami hanya anak jalanan, mungkin dianggap tidak penting dan tidak membawa pengaruh bagi Kota Tasikmalaya. Padahal kami hanya ingin dilihat dan dihargai,” ujar Rizal, Minggu 23 November 2025.

Rizal menjelaskan bahwa kegiatan tersebut bukan hanya untuk merayakan eksistensi seniman jalanan, tetapi juga untuk merangkul para pelaku seni dan budaya.

Dalam acara itu hadir perupa, sastrawan, pelaku seni pertunjukan, hingga budayawan yang turut memeriahkan kegiatan bertema “Nata Seni dan Budaya”.

“Tema ini kami angkat untuk mengajak para seniman dan budayawan terus mengembangkan kesenian dan kebudayaan di Kota Tasikmalaya,” katanya.

Menanggapi kekecewaan tersebut, Anggota DPRD Kota Tasikmalaya, Kepler Sianturi, menyayangkan tidak adanya perwakilan pemerintah yang hadir dalam acara komunitas yang telah berkontribusi bagi ruang seni Kota Tasikmalaya.

“Kasihan mereka, undangan sudah disebar tetapi tidak ada pejabat yang datang. Mungkin karena mereka dianggap kelompok pinggiran atau termarjinalkan. Padahal pemerintah seharusnya menunjukkan keberpihakan,” ujar Kepler.

Kepler menegaskan bahwa seniman jalanan tidak selayaknya diremehkan. Banyak musisi besar yang mengawali perjalanan karier dari jalanan sebelum akhirnya dikenal luas.

“Tidak sedikit seniman jalanan yang berhasil. Iwan Fals, salah satunya, memulai karier dengan mengamen sebelum menjadi legenda musik Indonesia,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *