News

Tatang Pahat Nahkodai DKKT 2025-2030, Anggaran Seret Bukan Alasan Seni Mati

64
×

Tatang Pahat Nahkodai DKKT 2025-2030, Anggaran Seret Bukan Alasan Seni Mati

Sebarkan artikel ini
Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kota Tasikmalaya (DKKT) Periode 2025–2030, Tatang Supriatna Sumpena, atau yang akrab disapa Tatang Pahat

KOTA TASIK (CM) – Di tengah dinamika kehidupan seni dan budaya Kota Tasikmalaya yang terus mencari bentuk, Musyawarah Daerah DKKT menetapkan sosok yang sudah lama berkecimpung di dunia kebudayaan, yakni Tatang Supriatna Sumpena, atau yang akrab disapa Tatang Pahat.

Ia terpilih memimpin Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kota Tasikmalaya (DKKT) untuk periode 2025–2030 dalam pertemuan yang digelar di Hotel City, Sabtu, 22 November 2025. Penetapan ini membawa harapan baru bagi upaya memperkuat ekosistem seni di Kota Tasikmalaya.

Tatang menyadari beratnya pekerjaan yang menanti. Ia memotret kondisi DKKT selama ini yang kerap melaksanakan kegiatan secara “habis-habisan” meski anggaran jauh dari ideal.

“Dengan anggaran segitu jelas tidak cukup untuk satu tahun kegiatan. Tapi program harus tetap dijalankan sebagai bentuk pertanggungjawaban,” katanya.

Ia mengungkap pengalaman pribadi yang mencerminkan dedikasinya terhadap dunia budaya. “Kemarin itu sampai menggadaikan BPKB, sampai menjual mobil. Semuanya demi memastikan denyut seni di Kota Tasikmalaya tidak berhenti,” ujarnya.

Bagi Tatang, memimpin DKKT bukan sekadar jabatan, melainkan wujud pengabdian. “Saya mewakafkan diri. Ada tanggung jawab moral untuk memajukan kesenian dan kebudayaan di kota ini,” tuturnya.

Untuk arah baru organisasi, ia mengusung konsep ngindung ka waktu, mibapa ka zaman, sebuah gagasan yang menurutnya relevan dalam menghadapi derasnya perkembangan teknologi.

“Seni lokal harus tetap hidup, tapi perubahan zaman tidak bisa ditolak. Kita harus membuat inovasi budaya yang bisa mengikuti arus,” kata Tatang.

Meski sejumlah prestasi telah dicapai DKKT sebelumnya, ia menilai masih ada banyak celah yang perlu ditutup. “Prestasinya banyak, tapi bolong-bolong juga tidak sedikit. Kita akan menambalnya sedikit demi sedikit,” ujarnya.

Dengan pijakan baru ini, Tatang berharap Kota Tasikmalaya dapat kembali tampil sebagai Mutiara dari Timur, yakni kota yang dikenal lewat kekuatan seni dan kebudayaannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *