News

Milangkala ke-11, UNPER Mantapkan Visi 2035 Jadi Kampus Berdaya Saing Global

101
×

Milangkala ke-11, UNPER Mantapkan Visi 2035 Jadi Kampus Berdaya Saing Global

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIK (CM) – Suasana haru menyelimuti peringatan Milangkala ke-11 Universitas Perjuangan (UNPER) Tasikmalaya di kampus utama Jalan PETA, Jumat, 17 Oktober 2025.

Dalam acara itu, Rektor UNPER Dr. H.D. Yadi Heryadi, M.Sc. menegaskan arah perjuangan universitas menuju visi 2035.

“Visi UNPER 2035 bukan sekadar slogan, tapi kompas perjuangan bersama,” ujar Yadi dalam pidatonya di hadapan dosen, mahasiswa, dan tamu undangan.

Ia menekankan pentingnya membangun sumber daya manusia unggul, berkarakter kejuangan, dan berakar pada kearifan lokal.

Menurut Yadi, visi itu harus hidup di setiap ruang akademik dari ruang kuliah hingga desa binaan. UNPER, kata dia, tidak hanya mencetak sarjana cerdas, tapi juga manusia berintegritas dan berjiwa sosial.

“Kita harus mencerdaskan bangsa tanpa tercerabut dari akar budaya,” katanya.

Tri Dharma Perguruan Tinggi tetap menjadi fondasi, namun UNPER menambahkan satu nilai khas: jiwa perjuangan. Semangat itu, ujar Yadi, menjadi DNA kampus sejak berdiri.

Ia juga menekankan pentingnya keteladanan dalam pendidikan. “Ngajarkeun ku laku, teu ngan saukur ku omongan,” ujarnya disambut tepuk tangan.

Baca Juga: Buruan ke DAIFEST 2025, Saatnya Ganti Mobil dan Menang Grand Prize

Dalam sambutannya, Yadi memberi apresiasi pada dosen dan tenaga kependidikan. Ia menyebut para tendik sebagai “pahlawan di balik layar” yang menjaga roda universitas tetap berjalan.

“Disiplin dan pelayanan mereka adalah wajah sejati UNPER,” katanya.

Rektor mengingatkan agar Milangkala ke-11 menjadi ajang refleksi. Ia mengajukan tiga pertanyaan mendasar, yaitu apakah ilmu di kampus sudah menginspirasi, riset sudah bermanfaat, dan kehadiran UNPER sudah membawa perubahan.

Untuk mewujudkan visi 2035, Yadi memaparkan tiga strategi utama, yakni meningkatkan mutu akademik dan riset menuju standar internasional, memperkuat karakter dan semangat kejuangan mahasiswa, serta mengintegrasikan kearifan lokal Sunda dalam inovasi keilmuan.

“Globalisasi tanpa akar budaya membuat kita tercerabut, sedangkan kearifan lokal tanpa inovasi membuat kita tertinggal,” ujarnya.

Selama 11 tahun, UNPER mencatat sejumlah capaian, seperti peningkatan kualitas akademik, prestasi mahasiswa nasional, riset dosen di jurnal bereputasi, serta pengabdian masyarakat yang berdampak nyata. Kampus ini juga memperluas jejaring dengan industri dan universitas luar negeri.

Yadi menutup pidatonya dengan pesan reflektif, mengutip pepatah Sunda, “Ngarandang jalan sanajan beubeunangan, ngarah ngahontal kahadean.Terus melangkah meski terjal, demi kebaikan yang lebih tinggi.

“UNPER tidak sekadar mencetak sarjana, tapi melahirkan pejuang masa depan mereka yang menjaga budaya, membawa perubahan, dan memberi manfaat bagi kemanusiaan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *