News

Apa Kata Pengamat Peluang Tiga Kandidat di Pilkada Cimahi

577
×

Apa Kata Pengamat Peluang Tiga Kandidat di Pilkada Cimahi

Sebarkan artikel ini
Apa Kata Pengamat Peluang Tiga Kandidat di Pilkada Cimahi

CIMAHI, (CAMEON) – Pengamat Politik Universitas Parahyangan (Unpar), Asep Warlan Yusuf menilai, saat ini masih sulit bagi kandidat lain untuk mengalahkan petahana di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Cimahi.

Terdaftar, ada tiga pasangan Bakal Calon Wali Kota dan Calon Wakil Wali Kota yang akan bertarung di Pilkada nanti. Pertama, Atty Suharti-Achmad Zulkarnain. Atty sendiri merupakan petahana saat ini.

Kedua, ada pasangan Asep Hadad Didjaya-Irma Indiyani, kemudian ada pasangan Ajay M Priatna-Ngatiyana. Keduanya akan mencoba peruntungan menantang petahana untuk memperebutkan kursi orang nomor satu di Kota Cimahi.

“Untuk melawan petahana itu berat. Oleh karena itu, kalau ingin melawan petahana maka dua pasanagn lain harus ekstra keras untuk melawan petahana,” katanya saat dihubungi, Kamis (20/10/2016).

Menurutnya, hal tersebut sudah lumrah terjadi di hampir setiap daerah yang menggelar Pilkada. Sebab, petahana memiliki tingkat kepopuleran yang lebih dibanding calon lain.

Selain itu, kata Asep, kinerja yang sudah dilakukan petahana dalam memimpin daerahnya juga bisa menjadi faktor masih penentu.

“Kalau misalnya berhasil atau masyarakat puas dalam pemerintahannya, wah berat karena masyarakat seringkali menggambarkannya dari yang sudah ada,” ujarnya.

“Dari pada yang baru, belum tentu bagus, mending yang sudah ada. Itu kebiasaan atau prilaku politknya di berbagai daerah seperti itu,” tambah Asep.

Jadi, sementara ini, Ia menyimpulkan peluang petahana untuk memenangkan Pilkada Kota Cimahi masih unggul dibandingkan kedua pasangan kandidat lainnya.

“Sementara ini, unggul petahana itu, karena bagaimanapun juga masyarakat Cimahi sangat mengenal siapa Bu Atty itu,” katanya.

Menurut, Asep, ada lima faktor yang mempengaruhi jika seorang pasangan ingin memenangkan Pilkada, termasuk di Kota Cimahi. Yang pertama adalah figur yang mencalonkan.

“Kalau mereka (masyarakat) melihat track recordnya bagus, dikenal juga oleh masyarakat. Nah, biasanya orang itu menjadi referensi untuk dipilih,” jelasnya.

Kemudian, lanjut Asep, faktor kedua ialah partai pengusung atau tim suksesnya. “Efektif engga mereka bekerja untuk pemenangan,” katanya.

Selanjutnya, adalah faktor program yang disodorkan kepada masyarakat. “Menarik engga program Cimahi. Karena orang Cimahi juga sudah melek politik, bagus, sudah sadar politik,” ucap Asep.

Faktor keempat, terang dia, bergantung dari faktor uang. Uang di sini, tegas dia, bukan untuk kegiatan praktik money politic, tapi untuk pergerakan, seperti mengumpulkan massa dan membuat kaos.

“Yang kelima, bagus ngga penyelenggaranya, di sana penyelenggaranya independent ngga,” sambung Asep.

Terpisah, pengamat politik dari Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), Arlan Sidha mengatakan, kalau berbicara soal figur yang maju di Pilkada Kota Cimahi, Atty Suharti sebagai petahana masih unggul dibandingkan kedua bakal calon lainnya.

“Kalau kita lihat man (figur), petahana lebih unggul. Bu Atty kan sebagai incumbent, jelas orang-orang Cimahi sudah tau dia Wali Kota Cimahi dan mencalonkan diri menjadi Wali Kota,” katanya.

“Bukannya saya mengerucutkan, tapi memang namanya belum begitu terkenal, berarti harus ada usaha yang lebih keras yang dilakukan oleh partai pengusung agar Pak Ajay lebih dikenal, begitu juga dengan Asep Hadad,” tambah Arlan.

Meski demikian, lanjut Arlan, jika berbicara kekuatan partai politik yang mengusung, jelas Ajay-Ngatiyana lebih unggul. Pasalnya, mereka diusung oleh PDIP, PKB, PAN, PPP, Hanura serta partai non parlemen, yakni Perindo.

Sedangkan Atty-Achmad Zulkarnain hanya diusung oleh tiga partai, yakni Golkar, PKS dan Nasdem. Dan pasangan Asep Hadad-Irma Indriyani hanya diusung oleh dua partai, yaitu Gerindra dan Demokrat.

“Kalau mereka (parpol pengusung Ajay) konsisten akan memilih ajay, kalau dilihat dari itu ya jelas secara perhitungan partai dia unggul. Tapi belum ditambah dengan masa mengambang, kemudian masa yang berpaling, jadi masih bisa berubah,” ujarnya.

Sekedar informasi, ketiga kandidat bakal calon tersebut akan ditetapkan sebagai Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota pada 24 Oktober 2016 mendatang. Setelah itu, akan dilakukan pengundian nomor urut calon. cakrawalamedia.co.id (Rizki)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *