News

Unper Dorong Koperasi Pesantren Sabilul Huda Masuk Era Digital

170
×

Unper Dorong Koperasi Pesantren Sabilul Huda Masuk Era Digital

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIK (CM) – Suasana semangat terasa di Aula Pondok Pesantren Sabilul Huda, Jalan Siliwangi, Cikalang, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya. Puluhan santriwan dan santriwati mengikuti sosialisasi bertajuk “Revitalisasi Koperasi Pondok Pesantren Berbasis Kewirausahaan Digital” yang digelar Universitas Perjuangan (Unper) Tasikmalaya bersama pengurus pesantren.

Kegiatan tersebut menjadi bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Unper yang berfokus pada penguatan ekonomi santri melalui pengembangan koperasi digital dan kewirausahaan modern.

Dalam kesempatan itu, dilakukan pula penyerahan akta legal koperasi sebagai simbol sahnya kelembagaan ekonomi di lingkungan pesantren tersebut.

Ketua Tim PkM Unper Tasikmalaya, Hj. Nurna Yuni, S.Sos., M.M., mengatakan kegiatan ini bukan sekadar sosialisasi, melainkan langkah konkret untuk memperkuat kelembagaan koperasi pesantren agar mampu bersaing di era ekonomi digital.

“Kami ingin koperasi pesantren menjadi motor penggerak ekonomi santri yang berdaya dan maslahat. Legalitas ini menjadi fondasi agar koperasi bisa tumbuh profesional dan berkelanjutan,” ujar Nurna Yuni.

Ia menilai pesantren memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi berbasis komunitas karena ditopang oleh struktur sosial yang kuat serta nilai kejujuran dan kebersamaan.

“Akta yang diserahkan hari ini bukan sekadar dokumen, tetapi bukti pengakuan legal dan semangat baru bagi koperasi,” tambahnya.

Baca juga: Inovasi Mahasiswa Unper, SIPOPAY Didukung DPRD Ciamis untuk Tekan Stunting

Dengan legalitas tersebut, Koperasi Pondok Pesantren Sabilul Huda kini memiliki landasan hukum untuk bergerak lebih aktif dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

Ketua Koperasi Pemasaran Pondok Pesantren Sabilul Huda, Muh. Faruq Assara, menyampaikan apresiasi atas dukungan Unper Tasikmalaya.

Menurutnya, revitalisasi koperasi berbasis digital sangat relevan dengan kebutuhan zaman tanpa mengabaikan nilai-nilai pesantren.

“Santri kini mulai belajar manajemen usaha, pemasaran digital, dan tata kelola koperasi secara profesional,” kata Faruq.

Pesantren Sabilul Huda didirikan oleh almarhum KH. Ete Suherman dan Hj. Ipi Sofiyah pada 9 Agustus 1980. Berawal dari madrasah kecil berukuran 15 x 3 meter, kini pesantren berdiri di atas lahan 2.800 meter persegi dan menampung sekitar 220 santri.

Pesantren ini mengelola pendidikan diniyyah, takhosus, serta program santri kholafiyah atau santri yang juga bersekolah formal.

Selain pendidikan agama, Sabilul Huda juga mengembangkan sektor ekonomi produktif berbasis koperasi yang kini diperkuat melalui kolaborasi dengan Unper Tasikmalaya.

Dalam kegiatan tersebut hadir pula M. Sidik, S.E., pendamping koperasi dari Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumkmperindag) Kota Tasikmalaya.

Ia menilai koperasi pesantren di wilayahnya masih perlu diperkuat, terutama dalam hal administrasi dan pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT).

“Dari 482 koperasi yang tercatat di Kota Tasikmalaya, banyak yang aktivitasnya belum optimal. Kegiatan ini bisa menjadi inspirasi agar koperasi pesantren lebih tertib dan berdaya saing,” ujar Sidik.

Program pemberdayaan ekonomi santri yang diinisiasi Unper sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengembangkan Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren) sebagai pilar ekonomi umat.

Sinergi antara perguruan tinggi, lembaga keagamaan, dan pemerintah daerah diharapkan mampu menciptakan ekosistem ekonomi pesantren yang mandiri, inovatif, dan menyejahterakan.

Tasikmalaya, yang dikenal sebagai “Kota Santri”, memiliki potensi besar jika pesantren dikelola dengan prinsip profesionalisme dan digitalisasi.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa penguatan ekonomi santri bukan hanya wacana, melainkan gerakan nyata menuju kemandirian pesantren di era digital.

Dengan dukungan beragam pihak, Koperasi Pondok Pesantren Sabilul Huda diharapkan dapat menjadi model koperasi pesantren modern di Tasikmalaya dan Jawa Barat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *