News

Pemkab Tasikmalaya Genjot Pasar Beras Organik, Sasar ASN hingga Ekspor

159
×

Pemkab Tasikmalaya Genjot Pasar Beras Organik, Sasar ASN hingga Ekspor

Sebarkan artikel ini
Wakil Bupati Tasikmalaya Asep Sopari Al Ayubi

KAB. TASIK (CM) – Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya serius menggarap sektor pertanian padi organik. Setelah panen raya yang menghasilkan lima ton beras siap jual, Pemkab kini agresif mencari pasar, dengan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Jawa Barat sebagai target utama.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tasikmalaya, Tatang Wahyudin, mengatakan produksi rata-rata beras organik di wilayahnya mencapai 1,8 ton per bulan. Namun panen terakhir melampaui capaian itu, dengan stok lima ton beras organik yang sudah siap dipasarkan.

“Segmen dan permintaan pasar beras organik ini bagus. Kami pun semangat untuk memasarkan,” kata Tatang, Jumat, 26 September 2025.

Menurut dia, peluang pemasaran semakin terbuka setelah Pemkab berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pemprov memiliki kebijakan kewajiban ASN membeli beras organik.

“Jumlah ASN di Kabupaten Tasikmalaya saja 14 ribu orang. Jika semua berkomitmen membeli beras lokal, pasar bisa terserap optimal,” ujarnya.

Baca Juga: Peduli Keselamatan, Pelajar SMP Ini Terima Apresiasi dari KAI Daop 2 Bandung

Meski begitu, Tatang menyoroti kendala utama yakni keterbatasan lahan organik tersertifikasi. Dari total 500 hektare, baru sekitar 200 hektare lebih yang terverifikasi. Sentra produksi terbesar saat ini berada di Kecamatan Cipatujah, sementara perluasan areal tengah digalakkan ke Tasikmalaya utara dengan menyiapkan 600 hektare lahan potensial.

“Kendala terbesar adalah mengubah kebiasaan petani. Masa tanam hingga panen organik relatif lama. Diperlukan upaya serentak untuk mengubah sikap dan pola tanam mereka,” kata Tatang.

Wakil Bupati Tasikmalaya, Asep Sopari Al Ayubi, menambahkan kabar baik soal dukungan pendanaan. Pemkab menyetujui dana talang untuk program Upland (Upgrading Agriculture Sector) yang dibiayai Islamic Development Bank (IDB).

“Kami diminta bersama Kementerian Dalam Negeri dan Menteri Keuangan menyetujui dana talang itu. Pemerintah harus komit, uangnya disiapkan lebih dulu, baru lahan dikerjakan,” kata Asep.

Ia mengaku sempat khawatir, namun komitmen Pemerintah Pusat dan IDB terbukti. Stok lima ton beras organik hasil panen pun, menurutnya, sudah mulai terserap.

“Hari ini sudah terserap di pasar lokal dan Bandung,” ujarnya.

Selain ASN, Pemkab juga membidik pasar khusus di kota besar hingga ekspor. Untuk memperluas jangkauan, mereka menyiapkan kerja sama dengan PD Jaya di Jakarta.

Upaya mendorong sertifikasi dan perubahan pola tanam, kata Asep, menjadi kunci untuk memaksimalkan potensi beras organik Tasikmalaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *