CIAMIS (CM) – Persoalan stunting masih menjadi tantangan besar di berbagai daerah Indonesia, termasuk Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Di tengah keterbatasan pencatatan manual di posyandu, sekelompok mahasiswa Universitas Perjuangan (Unper) Tasikmalaya menghadirkan inovasi digital bernama SIPOPAY (Sistem Informasi Posyandu).
Aplikasi ini dikembangkan oleh tiga mahasiswa Teknik Informatika, yakni Imam Riyadi, Egi Rahmatulloh, dan Restu Abrar Maulana, bersama 12 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Cintanagara, Kecamatan Jatinagara.
Mereka berharap SIPOPAY dapat menjadi solusi atas berbagai kendala posyandu, mulai dari pencatatan manual yang rawan tercecer hingga sulitnya memantau tren perkembangan gizi anak.
“Permasalahan stunting menjadi sorotan kami saat KKN. Setelah berdiskusi dengan dosen pembimbing, kami merancang aplikasi SIPOPAY agar kader posyandu lebih mudah bekerja dan data bisa terintegrasi,” kata Imam Riyadi, Minggu 24 Agustus 2025.
Baca juga: KKN Jadi Ajang Pengabdian dan Inovasi, Mahasiswa Unper Siap Bangun Desa Juara
SIPOPAY memiliki sejumlah fitur cerdas, mulai dari dashboard utama yang menampilkan data kegiatan posyandu, pendaftaran dan pemeriksaan digital balita, hingga analisis tren stunting dalam bentuk grafik.
Sistem ini juga terintegrasi dengan panel admin desa sehingga pemerintah desa dan puskesmas dapat langsung memantau data kesehatan masyarakat.
Contoh penerapan terlihat di Posyandu Mawar Merah Desa Cintanagara. Seorang ibu yang datang bersama balitanya langsung didata secara digital.
Setelah pemeriksaan tinggi dan berat badan, sistem secara otomatis menunjukkan status gizi anak, apakah normal atau berisiko stunting.
Data tersebut kemudian bisa langsung diakses sekretaris desa dan menjadi bahan pembahasan dalam musyawarah desa.
Nurlaela, kader Integrasi Layanan Primer (ILP) Kementerian Kesehatan, menyebut SIPOPAY sebagai terobosan penting.
“Para kader bisa langsung mengetahui balita mana yang masuk kategori stunting. Pemerintah desa juga bisa ikut memantau, sehingga tindak lanjut bisa segera dilakukan,” ujarnya.
Perwakilan kampus, Firgian Ardigurnita, M.M., menambahkan bahwa sistem ini sudah menggunakan indikator resmi dari WHO sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Data juga mencakup bayi, balita, ibu hamil, hingga lansia.
Dengan kehadiran SIPOPAY, Desa Cintanagara diharapkan menjadi pilot project digitalisasi posyandu di Kabupaten Ciamis.
Ke depan, inovasi ini bisa diperluas ke desa lain sebagai bagian dari upaya menurunkan angka stunting nasional menjadi 14 persen.
“Inovasi ini bukti bahwa mahasiswa tidak hanya belajar di kampus, tetapi juga mampu menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat,” ujar Imam.