News

Dedi Mulyadi Sebut Banjir Bekasi Akibat Proyek Turap, Bukan Murni Bencana Alam

318
×

Dedi Mulyadi Sebut Banjir Bekasi Akibat Proyek Turap, Bukan Murni Bencana Alam

Sebarkan artikel ini

BEKASI (CM) – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengungkapkan penyebab utama banjir yang melanda kawasan permukiman di Kabupaten Bekasi bukanlah murni faktor alam.

Saat melakukan inspeksi mendadak ke lokasi terdampak di Desa Ciledug, Kecamatan Setu, Dedi menegaskan bahwa banjir terjadi akibat kelalaian teknis proyek pembangunan turap atau polder pengendali air yang belum rampung.

Dalam video yang diunggah melalui akun Instagram pribadinya, @dedimulyadi71, Rabu (9/7/2025), Dedi meninjau lokasi proyek di Perumahan Gede Satu Permai tahap 3. Didampingi warga, ia memeriksa turap yang jebol di tepi sungai.

“Ini bukan banjir karena air sungai meluap alami, tapi karena benteng sungainya dibongkar sebelum pekerjaan selesai. Jadi air sungai masuk ke permukiman,” ungkap Dedi dalam video tersebut.

Ia menilai jebolnya tanggul sebelum pembangunan rampung menjadi penyebab utama air meluap ke kawasan pemukiman. Menurutnya, kontraktor proyek tersebut tidak memiliki perhitungan teknis yang tepat, sehingga pekerjaan tidak sesuai prosedur.

“Sepertinya kontraktor ini kurang ahli, hitungannya gak pas. Mungkin dia anggap gak akan hujan, padahal nyatanya hujan besar datang. Ini banjir yang sebenarnya disengaja karena kesalahan teknis,” tegas Dedi.

Dedi meminta agar Bupati Bekasi segera mengevaluasi proyek tersebut dan menindak pihak-pihak terkait agar kejadian serupa tidak terulang.

Dalam dialognya bersama warga, seorang warga menyebutkan bahwa daerah tersebut biasanya aman meskipun hujan deras, dan baru kali ini banjir besar terjadi.

“Biasanya aman, Pak, walaupun hujan besar,” ujar warga menjawab pertanyaan Dedi.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi melaporkan bahwa hujan deras pada Senin malam (7/7/2025) menyebabkan banjir di 23 desa yang tersebar di 13 kecamatan, dengan total 2.774 kepala keluarga atau 11.096 jiwa terdampak.

“Sebanyak 11.096 jiwa terdampak yang terdiri dari 2.774 KK di 23 desa di 13 kecamatan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi, Muchlis, Selasa (8/7/2025).

BPBD telah melakukan evakuasi, distribusi logistik, serta imbauan kepada masyarakat terdampak. Berikut rincian beberapa wilayah dan ketinggian banjir yang tercatat per Selasa (8/7/2025):

  • Kecamatan Setu: Desa Lubangbuaya dan Desa Ciledug (40–100 cm)
  • Tambun Utara: Desa Satria Jaya, Sriamur, Karang Satira, Satriamekar (30–100 cm)
  • Cikarang Utara: Desa Karang Raharja, Mekarmukti, Simpangan (60–100 cm)
  • Sukamekar (Sukawangi) dan Kedung Pengawas (Babelan): 50–70 cm
  • Cikarang Timur, Selatan, dan Pusat, Karang Bahagia, Kedungwaringin, Cibarusah, Sukakarya, serta Serang Baru juga mengalami genangan dengan ketinggian bervariasi antara 20 hingga 100 cm.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *