BANDUNG (CM) – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengungkapkan bahwa selama menjabat, dirinya tidak pernah mengadakan rapat resmi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jabar.
Menurutnya, komunikasi antarunsur pimpinan daerah justru berjalan efektif melalui grup WhatsApp.
“Sekarang cara kerjanya memang berbeda. Kami Forkopimda tidak pernah mengadakan rapat formal, tetapi setiap waktu selalu bertukar informasi melalui WA,” ujar Dedi saat berada di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Selasa 1 Juli 2025.
Dedi menjelaskan, meski tanpa pertemuan tatap muka, dirinya selalu memantau berbagai isu yang ramai dibicarakan di media sosial dan langsung menyampaikannya kepada jajaran terkait, termasuk Kapolda Jabar Irjen Rudi Setiawan.
“Pak Kapolda selalu cepat merespons. Biasanya dalam hitungan jam sudah ada tindakan,” ucapnya.
Ia mencontohkan beberapa penanganan cepat yang dilakukan aparat, mulai dari kasus di Cikuda, geng motor di Kota Bandung, hingga aksi geng motor di Cirebon.
“Seperti waktu itu kasus di Cikuda, kemudian peristiwa geng motor di Bandung, juga di Cirebon, beliau langsung mengambil langkah tegas,” tambahnya.
Selain itu, Dedi juga mengapresiasi langkah cepat Polda Jabar dalam menangani kasus perusakan rumah singgah yang dijadikan tempat ibadah di Kampung Citangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi.
“Yang terbaru hari ini, ada peristiwa di Desa Citangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Jika tidak dikelola dengan baik, masalah ini bisa meluas menjadi persoalan sosial,” ungkap Dedi.
Dalam kesempatan yang sama, Kapolda Jabar Irjen Rudi Setiawan mengatakan bahwa dirinya merasa tertantang dengan berbagai masukan yang disampaikan Gubernur Dedi Mulyadi.
“Bagi saya ini sebuah tantangan sekaligus kehormatan untuk segera menindaklanjutinya. Alhamdulillah, berkat kerja sama anggota Polda Jabar dan dukungan masyarakat, apa yang menjadi tantangan Pak Gubernur dapat kami selesaikan,” ujar Rudi.