News

Menkes: Ukuran Celana Jeans Bisa Jadi Tanda Obesitas, Hati-Hati Kalau Sudah 34!

216
×

Menkes: Ukuran Celana Jeans Bisa Jadi Tanda Obesitas, Hati-Hati Kalau Sudah 34!

Sebarkan artikel ini

JAKARTA (CM)Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, mengingatkan masyarakat untuk lebih peduli terhadap indikator kesehatan dasar seperti lingkar pinggang, tekanan darah, kadar gula, dan kolesterol. Hal ini disampaikannya dalam acara peluncuran Pasukan Putih Jakarta pada Rabu, 14 Mei 2025.

Salah satu indikator penting yang ia soroti adalah lingkar pinggang, khususnya pada pria. Menkes menyatakan bahwa ukuran normal lingkar pinggang pria seharusnya tidak melebihi 90 cm, sesuai standar Kementerian Kesehatan.

Kalau pria beli celana jeans dan ukurannya sudah di atas 32 atau 33, artinya sudah masuk kategori obesitas. Itu bukan saya body shaming, memang begitu faktanya,” ujar Budi.

Ia menegaskan bahwa ukuran celana jeans bisa dijadikan gambaran awal kondisi tubuh seseorang. Menurutnya, obesitas memperbesar risiko mengalami berbagai penyakit serius dan bahkan bisa mempercepat kematian.

Selain obesitas, tekanan darah tinggi juga menjadi perhatian. Budi mengingatkan bahwa angka normal tekanan darah berada di kisaran 120/80 mmHg, dan jika melebihi angka tersebut, sebaiknya segera diperiksakan ke puskesmas. Pemerintah, katanya, menyediakan pengobatan gratis untuk hipertensi.

Kalau tekanan darah tinggi, jangan dianggap sepele. Datang saja ke puskesmas, obatnya gratis. Jangan sok kuat,” tegasnya.

Lebih lanjut, Menkes mengingatkan pentingnya menjaga kadar gula darah agar tidak melebihi 200 mg/dL. Jika dibiarkan tinggi, maka risiko gangguan ginjal, jantung, dan stroke meningkat.

Kalau gula darah lebih dari 200, itu harus segera ditangani. Kalau dibiarkan, bisa memicu penyakit serius. Umur bisa terpangkas, belum sampai 60 tahun sudah berpulang,” jelas Budi.

Terakhir, ia menyebut kolesterol sebagai indikator ketiga yang perlu diawasi. “Lemak darah atau kolesterol tidak boleh lebih dari 200. Cara mengeceknya juga mudah, tinggal datang ke fasilitas kesehatan,” ujarnya.

Budi menutup pernyataannya dengan mengajak masyarakat untuk lebih aktif menjaga kesehatannya, karena pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *