NewsPolitik

Masalah Pertanian di Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Jadi Sorotan DPRD Jawa Barat

824
×

Masalah Pertanian di Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Jadi Sorotan DPRD Jawa Barat

Sebarkan artikel ini
Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Ono Surono di Kabupaten Indramayu, Selasa (25/12/2024).

INDRAMAYU (CM) – Sejumlah permasalahan dalam sektor pertanian, mulai dari distribusi pupuk, irigasi, serangan hama tikus, hingga regenerasi petani milenial, menjadi isu utama yang disampaikan masyarakat Kabupaten Indramayu, khususnya Kecamatan Bangodua, kepada DPRD Jawa Barat dalam kegiatan Citra Bakti.

Wakil Ketua DPRD Jawa Barat, Ono Surono, menyatakan bahwa kegiatan Citra Bakti kali ini sengaja difokuskan di Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, guna menyoroti berbagai persoalan di bidang pertanian.

Salah satu isu utama yang disampaikan oleh masyarakat adalah distribusi pupuk. Sistem distribusi pupuk saat ini masih menggunakan pola lama dan belum menerapkan skema distribusi langsung ke Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), seperti yang direncanakan oleh Kementerian Pertanian.

“Karena aturan terkait distribusi langsung ke Gapoktan belum diterbitkan, pola distribusi lama masih digunakan, dan ini menjadi salah satu keluhan utama masyarakat,” ujar Ono Surono di Indramayu, Selasa 25 Desember 2024.

Baca juga: Wakil Ketua DPRD Jabar Apresiasi Kolaborasi Kebudayaan di Pekan Kebudayaan Daerah Kota Bogor 2024

Selain itu, masalah kuota pupuk juga menjadi perhatian. Terdapat ketidaksesuaian data antara Pemerintah Kabupaten Indramayu dan PT Pupuk Indonesia.

Alokasi pupuk yang diberikan seringkali tidak memenuhi kebutuhan sesuai dosis yang ideal untuk luas lahan pertanian.

“Misalnya, seharusnya alokasi pupuk urea mencapai 2,2 kuintal dan NPK sekitar 2,5 kuintal. Namun, realisasi di lapangan menunjukkan urea hanya sekitar 400 kg dan NPK sekitar 380 kg per hektare,” jelasnya.

Persoalan irigasi juga diangkat dalam diskusi. Proyek ring irrigation di wilayah ini dianggap meninggalkan dampak kerusakan yang merugikan masyarakat. Selain itu, pemerintah dinilai belum memberikan perhatian serius terhadap pengendalian hama tikus yang kerap menjadi ancaman bagi para petani di Kecamatan Bangodua.

Regenerasi petani melalui dorongan kepada petani milenial juga disinggung. Ono menekankan perlunya dukungan pemerintah untuk memastikan keberlanjutan profesi petani dengan memodernisasi alat pertanian serta memberikan pelatihan dan pendampingan kepada generasi muda.

Menambahkan pandangan tersebut, anggota Komisi II DPRD Jawa Barat, Bayu Satya Prawira, menyoroti ketimpangan distribusi pupuk, terutama di wilayah pelosok.

Menurutnya, petani di daerah terpencil masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan pupuk secara merata.

“Para petani di wilayah pelosok sering menghadapi kendala dalam mengakses pupuk. Hal ini perlu segera ditangani,” ujar Bayu.

Kegiatan Citra Bakti ini diharapkan mampu mendorong solusi konkret untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi petani, sehingga sektor pertanian di Kabupaten Indramayu dapat berkembang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *