Manasuka

Kemristekdikti Dukung Profesor Tingkatkan Publikasi Ilmiah Internasional

189
×

Kemristekdikti Dukung Profesor Tingkatkan Publikasi Ilmiah Internasional

Sebarkan artikel ini
Kemristekdikti Dukung Profesor Tingkatkan Publikasi Ilmiah Internasional

BANDUNG, (CAMEON) – Banyaknya jumlah profesor di Indonesia ternyata tidak dibarengi dengan peningkatan publikasi ilmiah karya profesor. Tercatat saat ini, jumlah profesor di Indonesia mencapai 5.188 orang.

Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terus mendorong peningkatan publikasi ilmiah oleh profesor. “Jumlah publikasi Internasional Indonesia jauh lebih rendah dari jumlah publikasi negara Malaysia,” ujar Dirjen Sumber Daya, Iptek, dan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti, Ali Ghufron Mukti, belum lama ini.

Sebenarnya, di birokrasi sudah terjadi perubahan jabatan guru besar. Perubahan ini didasarkan anggapan sulitnya pengurusan profesor yang pada prosesnya mampu memakan waktu lama.

Kemudahan pengurusan jabatan profesor ini juga dibebankan dengan tanggung jawab untuk bisa mengembangkan keilmuan. “Kalau kita mau meningkatkan kualitas pendidikan tinggi kita, jumlah profesor itu harus banyak. Pengembangan program studi itu tidak bisa tanpa adanya profesor,” kata Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM tersebut.

Namun, dirinya tidak menyebutkan berapa banyak dosen yang sudah menjadi profesor lantas menjadi tidak produktif. Untuk itu, Kemenristekdikti kembali mengingatkan profesor untuk meningkatkan produktivitas penelitiannya.

Sebagai pembanding, Malaysia telah mendorong produktivitas profesornya untuk menghasilkan minimal 2 publikasi internasional dalam setahun. Dorongan ini menjadikan Malaysia menjadi negara dengan jumlah publikasi ilmiah tertinggi di kawasan ASEAN.

Indonesia seharusnya mampu lebih banyak menghasilkan publikasi ilmiah.  “Kita mudahkan para dosen untuk menjadi profesor, setelah jadi tolong produktif,” imbaunya.

Sementara, Rektor Unpad berpendapat kekuatan seorang profesor sejatinya merupakan pemimpin aktivitas akademik. Hal ini yang dilakukan Unpad dengan mendorong para profesornya untuk membuka diri dan mau terjun mengembangkan keilmuan.

Terkait peningkatan publikasi ilmiah, dirinya mengatakan, aspek kerjasama antar disiplin ilmu menjadi kunci meningkatnya jumlah publikasi ilmiah. Menurutnya, tantangan pada pendidikan tinggi mustahil dihadapi tanpa adanya interaksi atau kerja sama transdisiplin ilmu.

“Transdisiplin juga merupakan fasilitas untuk riset. Betapa tidak mudah kalau kita melakukan riset atau publikasi, yang pendekatannya lebih pada diri kita sendiri” ungkapnya.

“Kalau kita lihat dari berbagai publikasi pada media bereputasi, seluruhnya pasti menggunakan pendekatan multidisiplin,” pungkasnya. cakrawalamedia.co.id (Nta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *