News

Petani Milenial dan Zilenial Kurang Peminat, Bupati KBB: Butuh Regenerasi

384
×

Petani Milenial dan Zilenial Kurang Peminat, Bupati KBB: Butuh Regenerasi

Sebarkan artikel ini

BANDUNG BARAT (CM) – Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan menyebut generasi milenial dan Z umumnya belum mau menekuni profesi petani sebagai pilihan pekerjaan utama.

Menurutnya terdapat sejumlah alasan menyertai, misalnya pandangan bahwa menjadi petani kurang bergengsi, pekerjaannya berkotor-kotor, ketakutan gagal panen diakibatkan hama, dan butuh ketelatenan.

“Berdasarkan survei memang tidak banyak anak muda yang berminat. Mungkin mereka takut dengan berbagai tantangannya,” kata Hengky di Ngamprah, Selasa (11/7/2023).

Jika melihat pada era 80-an, kata Hengky, di pedesaan orang tua mengikutsertakan anak-anaknya untuk membantu mengerjakan pertaniannya. Ketika ekonomi membaik, para orang tua melepas kewajiban anak untuk turut bersama mereka di sawah atau ladang.

Saat itu pulalah, generasi baru berjarak dengan pertanian, dan semakin sulit untuk terlibat dalam sektor ini. Dampaknya bisa dilihat.

“Berbeda sekali. Akan tetapi ini butuh regenarasi, jadi jangan baru kembali turun ke sawah ketika tidak tersedia pekerjaan lain. Penghasilan bertani cukup untuk kehidupan bersama keluarga,” katanya.

Sebenarnya, Hengky tidak berharap milenial yang tertarik pada pertanian untuk menjadi petani sepenuhnya. Jika memang tidak tertarik, dia bisa memanfaatkan ilmu dasar pertanian, setidaknya untuk bertani dalam skala kecil dan memenuhi kebutuhannya sendiri.

Namun ia mengingatkan, banyak persoalan akan muncul jika milenial tidak tertarik bertani. Tentu, yang paling besar adalah persoalan pangan, karena daerah akan kesulitan memenuhi kebutuhannya sendiri.

Selain itu, lahan-lahan warisan petani di desa-desa, akan cenderung dijual dan beralih fungsi, jika anak-anak mereka tidak mau menjadi petani.

“Sekarang jumlahnya sedikit, di Bandung Barat hanya ada 16 orang. Akan tetapi dengan jumlah saat ini, diharapkan bisa berdampak terhadap pangan yang sehat dan pangan yang aman,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *