KOTA TASIKMALAYA (CM) – Sebanyak 800 mahasiswa yang tergabung pada organisasi mahasiswa BEM, HMI, KAMMI, PMII dan lainnya, sore tadi sekitar pukul 15.00 WIB menduduki Ruang Paripurna DPRD.
Masa aksi semula berorasi di jalan raya depan Kantor DPRD. Namun setelah melakukan beberapa kali orasi, masa aksi masuk ke halaman DPRD dan di situ masa aksi membakar dua buah ban mobil.
Setelah melakukan pembakaran dua buah ban mobil, sebagian masa aksi memasuki dan menduduki Ruang Rapat Paripurna, di ruang rapat pun masa aksi melakukan orasi di atas podium dan meja serta kursi.
Selama berlangsung orasi masa aksi yang di kawal terus oleh 200 aparat kepolisian, Pol PP yang di pimpin langsung oleh Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Aszhari Kurniawan dan mendampingi Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, Aslim. Masa aksi pun terus menyuarakan berbagai macam aspirasinya.
Pada kesempatan itu masa aksi menyampaikan 8 poin pernyataan sikap diantaranya menolak penundaan pemilu, perpanjangan masa jabatan presiden, meminta penurunan harga BBM jenis Pertamax, menolak rencana kenaikan BBM Pertalit dan LPG 3 Kg dan lainnya.
Mereka menyebut, aksi ini sebagai bentuk perlawanan kita kepada kebijakan pemerintah dimasa razim Jokowi. Aksi ini juga sebagai bentuk penolakan kenaikan harga BBM jenis Pertamax, aksi ini juga sebagai bentuk penolakan penundaan pemilu, perpanjangan jabatan Presiden dan kebijakan lainnya.
“Aksi ini anti koopratif, aksi anti kompromi, anti diskusi dan dalam aksi ini kita tidak menyediakan diskusi dengan siapa pun baik dengan pihak DPRD mau pun dengan pihak aparat kepolisian.” kata Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Siliwangi, Sadid Farhan di DPRD Jumat 8 April 2022.