KOTA TASIKMALAYA (CM) – Gerimis hujan baru saja reda. Mereka kembali berjalan beriringan ditengah malam, tanpa alas kaki sambil mendorong gerobak barang bekas.
Usai memungut barang bekas yang ditemukan sisepanjang Jalan Mitrabatik, ketiga bocah itu beristirahat. Tepatnya di sekitar Gudang Pesantren, mereka duduk di trotoar.
Istirahat sejenak sambil melempar pandangan mencari “harta karun” berupa kardus dan botol plastik bekas. Bocah yang paling besar diantara ketiganya, terlihat merapikan aneka barang hasil kerja yang sudah berhasil dikumpulkan di gerobak kayu.
Meski baju mereka terlihat lusuh, namun tiga bocah yang ditaksir usianya antara 3, 5 dan 8 tahun itu tidak menampakan kesedihan. Sesekali diantara mereka tertawa dan bersendagurau sambil bermain.
“Saya dari Kampung Sayuran,” celoteh Dika, bocah yang paling besar, saat ditemui CM, Senin (05/02/2021) malam.
Ia dan kedua adiknya mengaku menikmati pekerjaaannya itu, meski sampai larut malam. Tidak ada yang menyuruh apalagi memaksa.
“Mencari barang bekas kemauan sendiri. Daripada main, mending mencari barang bekas bantu bapak,” katanya.
Dimana bapaknya? Ia menyebut sedang berada di rumah. Profesi orang tuanya sama, mencari barang bekas juga.
“Sekarang bapak ada di rumah. Sama suka cari barang bekas kalau siang,” terang Dika.
Saat Dika bercerita, kedua adiknya yang bernama Dewi dan Cahyo tengah asyik bermain motoran-motoran di sepanjang trotoar.
Mungkin, setelah lelah ikut mendorong gerobak, berfantasi menaiki motor di jalanan kota Tasikmalaya adalah jurus ampuh menata masa depan. (Edi Mulyana)