News

Puluhan Mahasiswa di Pangandaran Demo Tolak Omnibus Law

200
×

Puluhan Mahasiswa di Pangandaran Demo Tolak Omnibus Law

Sebarkan artikel ini

PANGANDARAN (CM) – Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Stitnu AL Farabi Kabupaten Pangandaran melakukan aksi penolakan UU Cipta Kerja ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pangandaran,Jawa Barat. Dalam aksinya mereka menyuarakan dan membawa beberapa poster bertuliskan penolakan UU Omnibus Law.

Berdasarkan pantauan cakrawalamedia, puluhan mahasiswa yang tiba sekitar pukul 13.30 WIB itu langsung menggelar orasi di depan gerbang Gedung DPRD Pangandaran. Setelah beberapa menit puluhan mahasiswa berorasi, 2 orang anggota DPRD menemui para demonstran yang tengah orasi, namun puluhan mahasiswa menolaknya dan menuntut semua anggota DPRD yang 40 orang harus hadir.

Dalam aksi unjuk rasa puluhan mahasiswa yang tergabung dari Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Stitnu AL Farabi Kabupaten Pangandaran ini sempat disusupi oleh sekelompok anak muda lain yang hendak bergabung dalam barisan, namun koordinator aksi menolak dengan meneriakkan hati-hati provokasi.

Setelah itu, para demonstran masuk komplek kantor DPRD dan terus menyuarakan tuntutananya. Sampai pukul 15.00 WIB, aksi demonstrasi masih berlangsung. Mereka masih menuntut agar seluruh anggota DPRD hadir menerima kehadiran mereka.

Korlap Aksi Dafa Chrisyara mengatakan, unjuk rasa yang dilakukan PK PMII Pangandaran yaitu menuntut dihapusnya Omnibus Law dari peraturan yang di sah kan oleh DPR RI.

“Kami menuntut ke DPR RI dalam hal ini disampaikan ke DPRD Kabupaten Pangandaran untuk segera mencabut Undang-Undang Omnibus Law yang dirasa merugikan bagi kalangan buruh dimana sekitar 80 persen masyarakat di Pangandaran ini dari golongan buruh,” ujarnya kepada wartawan disela-sela unjuk rasa di DPRD Pangandaran, Kamis (08/10/2020).

Sampai saat ini, kata dia, aksi unjuk rasa masih berjalan dan aksi ini sudah berjalan cukup lama hampir 3 jam lebih tapi sampai saat ini belum ada tanggapan yang jelas dari anggota DPRD.

“Sampai saat ini belum ada tanggapan dari anggota DPRD, bahkan wakil rakyat yang hadir hanya 3 orang saja yang 37 orang lagi pada kemana,” cetusnya.

Dafa menegaskan, apabila aksi hari ini tidak ditanggapi oleh anggota DPRD Pangandaran khususnya, maka kami PK PMII akan datang lagi dengan jumlah massa yang lebih banyak lagi ke depan gedung DPRD.

“Kalau misalnya anggota DPRD tidak menemui kami (mahasiswa-red) maka kami sepakat akan tidur di gedung DPRD Pangandaran, bila perlu kami akan tidur seminggu di sini sampai tuntutan kami dipenuhi,” tegas Dafa.

Para demonstran sempat membakar kertas di halaman depan pintu masuk gedung ruang rapat paripurna dan juga para aktivis menaiki steger kayu untuk menyampaikan orasinya. (Padna)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *