KOTA TASIKMALAYA (CM) – Tidak mudah dalam memutuskan dan menetapkan satu Calon Ketua Dewan Kesenian. Tentunya, banyak tahapan-tahapan yang harus di tempuh jika dalam pelaksanaannya dilakukan secara demokrasi. Ada tiga hal yang harus di perhatikan dalam proses pemilihan DKKT.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Komite Pengarah atau Steering Committee (SC), Kepler Sianturi.
Menurutnya, kegiatan Musda Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya (DKKT) periode 2020-2025 ini terdapat 3 hal bagi para seniman dan para budayawan terpilih nanti. Pertama, musda ini sebagai tonggak sejarah yang ditempuh melalui konteks legal formal organisasi disaat memutuskan calon pimpinan DKKT.
“Dua memutuskan calon pimpinan DKKT ini dilakukan dalam konteks musyawarah daerah. Selain itu kedepan setelah Ketua DKKT terpilih. ke dua SC membuka lebar-lebar bagi para teman – teman badut, ibing biasa di luar sekarang silahkan masuk ke dalam DKKT untuk bergabung. Siapa pun nanti yang di usung menjadi Ketua DKKT silahkan karena DKKT itu milik kita bersama,” jelas Kepler kepada media di salah satu Hotel di Jalan Sukalaya Barat, Sabtu (3/10/2020).
Ia menambahkan, ketiga, dalam konteks musda ini para seniman dan budayawan terkadang tabu kalau berbicara konteks organisasi dalam proses pemilihan Ketua DKKT. Padahal, sambungnya, pada prosesnya ada 3 komisi yang direkomendasikan.
“Intinya SC memberikan konteks dasar untuk kedepan dalam berorganisasi. Berbeda pendapat, saling memberikan masukan itu semua semata untuk kebaikan. Kedepan siapa pun yang menjadi pemimpin diharapkan rekomendasi itu bisa dilaksanakan dalam mewujudkan DKKT yang baik dan maju,” pungkasnya. (Edi Mulyana)
Baca Juga: Pasca Covid, Sebanyak 5.900 Pencaker Belum Bekerja