KOTA TASIKMALAYA (CM) – Ketua Tasik Budgeting Control (TBC), Ardiana Nugraha, menilai Pemerintah Kota Tasikmalaya tidak serius dalam menangani penyebaran pandemi Covid-19 di Kota Tasikmalaya.
Pasalnya, saat ini jumlah kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya terus meningkat. Apalagi baru-baru ini jumlah kenaikan kasus tersebut meningkat secara signifikan.
“Pemkot Tasikmalaya terkesan tidak serius tangani pandemi Covid19. Jadi bulan-bulan kemarin kemana saja itu anggarannya. Selain itu, manajemen penanganannya juga harus jelas dan sistematis. Pemkot harus tegas. Menipisnya anggaran, jangan jadi alasan kewalahan dalam penanganan covid19,” paparnya, Kamis (01/10/2020).
Padahal, sambung Ardiana, anggaran penanganan Covid-19 di Kota Tasikmalaya cukup besar. Jumlahnya mencapai Rp. 80 Miliar.
“Kalau penggunaan anggarannya jelas, efektif dan efisien, harusnya bisa menekan kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya,” imbuhnya.
Ia juga menilai, penggunaan anggaran Covid-19 di Kota Tasikmalaya tidak jelas. Ada beberapa poin yang menurutnya terjadi ketimpangan anggaran.
“Salah satunya soal anggaran sosialisasi PSBB. Data yang kami terima dari BPKAD itu menghabiskan Rp. 830 juta. Sedangkan data dari Diskominfo sendiri itu hanya menghabiskan Rp. 733 juta. Ini perlu kami pertanyakan,” jelasnya.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, mengatakan, sampai saat ini setidaknya ada 153 kasus yang sudah diupload di website mikotas.
“Diluar 153, ditambah dengan yang baru dalam satu hari yang belum diupload sebanyak 53 kasus dari klaster Pondok Pesantren, dengan total keseluruhan kurang lebih 80an, itu di luar klaster pendidikan,” jelasnya saat ditemui di Gedung Dakwah. (Edi Mulyana)
Baca Juga: Jelang Hari Batik Nasional, Pjs Bupati : Batik Identitas Negara Indonesia dan Harus di Hormati
