KOTA TASIKMALAYA (CM) – Setelah melewati perhelatan pesta demokrasi pemilihan dan pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat. Kini Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih masa tugasnya sudah berjalan kurang lebih 2 tahun dan sudah di buktikan dengan berbagai pogram unggulan untuk mewujudkan Jawa Barat Juara Lahir Batin.
Koordinatir Relawan JQR Kota Tasikmalaya, Sudrajat membenarkan, pasca dihelatnya Pilgub dan pelantikan hingga kini sudah berjalan hampir dua tahun di kepemimpinan pak Ridwan Kamil dan Uu Ruhzanul Ulum Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar, dimasa kemimpinannya telah banyak menggulirkan program melalui Jabar Quick Respon (JQR) yang merupakan program kemanusiaan, program ini sudah cukup banyak membantu masyarakat luas.
“Namun sangat disayangangkan karena koordinasi kepengurusan JQR Daerah dan Pusat kini menjadi sorotan. Hal itu dengan munculnya stetment kritik membangun dari berbagai Jaringan Relawan JQR di setiap daerah di Jawa Barat termasuk Kota/Kabupaten Tasikmalaya,” ujar Sudrajat kepada media, Sabtu (05/09/2020).
Sudrajat menyebutkan, sebagai wujud nyata keluh kesah, kritik membangun relawan JQR pada hari Jumat kita kedatangan puluhan jaringan Relawan JQR Kota Tasikmalaya. Mereka merasa sudah menjadi dari bagian anggota relawan JQR, hal yang wajar jika mereka menanyakan tufoksi relawan JQR di daerah yang sampai saat ini tidak jelas, alias tidak ada kepastian seolah mati suri alias tidak memiliki masadepan, seolah sedang di rintis untuk di hancurkan dari dalam.
“Selama ini koordinasi antara pengurus JQR Pusat dan Daerah sangat buru, jika ada survey ke daerah kordinator daerah tidak mengetahuinya, hanya di kasih baju seragam, setelah itu los tidak ada lagi kordinasi menurutnya ini seperti main-main, selayaknya jika ini program resmi maka dilakukan secara elegan walaupun namanya relawan,” terangnya.
Relawan JQR Kota Tasikmalaya berharap adanya perbaikan sistem kordinasi di JQR supaya semakin jelas dan lugas dalam membantu kemanusiaan rakyat Jawa Barat.
“Selain itu juga mereka berharap selayaknya program itu terencana, teranggarkan, terlaksana dan terevaluasi secara berkala,” kata Sudrajat.
Ditempat yang sama, salah satu relawan JQR Junaedi atau biasa dipanggil Abah Juna mengaku, jika kita ditugaskan di JQR untuk membantu kemanusiaan itu sudah menjadi kewajiban setiap manusia saling membantu, lalu yang menjadi istimewanya dengan JQR apa?
“Selama ini kita mengamati pergerakannya dan selama berjalan kontribusi yang telah dirasakan dari JQR hanya sebatas baju kaos saja. Sementara apabila ada keluhan masyarakat luas kita hanya membantu menyampaikan saja? Setelah itu kami tidak mengetahui lagi kelanjutannya kemana harus menyampaikan aspirasi masyarakat, karena tidak ada koordinasi tindak lanjut dengan JQR Jabar,” jelasnya.
Ia menambahkan, kalau seperti itu tidak di JQR pun kami sudah biasa bantu masyarakat melalui program lain. Kalau memang program JQR mau di lanjut sampai perhelatan pesta demokrasi priode berikutnya kenapa jalinan komunikasi dan koordinasi antar pengurus dan melibatkan seluruh para relawan yang sudah di bentuk tidak di lanjutkan.
“Saya rasa kalau masih punya kepentingan kedepan harus di rapatkan kembali barisannya biar terus solid,” pungkasnya. (Edi Mulyana)
Baca Juga : Warga Lakbok Digegerkan Munculnya Ajaran Sesat