News

Terkuak! Tanah Wakaf Untuk TPU Diklaim Hasil Iuran Warga RW 01

188
×

Terkuak! Tanah Wakaf Untuk TPU Diklaim Hasil Iuran Warga RW 01

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIKMALAYA (CM) – Status tanah wakaf yang diperuntukan tempat pemakaman umum (TPU) berlokasi di Bukit Pameongan diklaim warga RW 01. Pasalnya, tanah yang sebelumnya di anggap wakaf ternyata hasil iuran warga RW 01 Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Ditambah, tanah tersebut kini di rusak oleh pengusaha tambang galian C sehingga membuat warga sekitar geram dan melakukan aksi meminta pertanggunjawaban soal galian Gunung Jambu yang sebelumnya dianggap wakaf berlokasi di dua perbatasan Kampung Rancageneng Kelurahan Sukajaya dan Kampung Aboh RW 01.

Ketua DKM Baeturrohman Kampung Aboh RW 01, Iwan Lukmanul Hakim menyebutkan, kini terkuak bahwa tanah yang dianggap wakaf tersebut ternyata bukan wakaf melainkan hasil iuran warga RW 01 beberapa tahun lalu.

“Sebagai Ketua DKM masjid Jami Baiturrahman saya telah menampung aspirasi dari sebagian masyarakat. Bahwa masalah gunung jambu yang sekarang situasi tanah pemakaman milik warga RW 01 sudah ditambang oleh pengusaha galian C,” ujar Iwan kepada media Jumat (14/08/2020).

Menurut Iwan, memang sudah ada kesepakatan antara pihak pengusaha dan sebagian pengurus RW 01 tanpa ada musyawarah terlebih dahulu dengan warganya.

” Seharusnya para pengurus mesti bijak sebelum melakukan perjanjian dengan pihak pengusaha, dan harus di musyawarahkan terlebih dahulu dengan warga atau perwakilan warga RW 01, jangan cukup dengan hanya beberapa pengurus saja, kan ini udah jelas tanah pemakaman milik warga kenapa warga gak dilibatkan musyawarah,” paparnya.

Iwan mengatakan, belum tentu antara pengurus satu pemikiran dengan warganya, dilihat dari kejadian waktu tanggal 8 januari 2020 lalu para pengurus sudah sepakat dengan adanya galian C di gunung pameongan, tetapi setelah di adakan musyawarah dengan warga banyak yang menolak. Itu menandakan kurang koordinasi/komunikasi antara pengurus dengan warga.

“Makanya terjadi seperti sekarang ini. Mudah-mudahan kita semua dapat mengambil hikmah dengan kejadian ini, jadi segala sesuatu yang menyangkut masyarakat banyak harus di musyawarahkan terlebih dahulu, jangan merasa cukup hanya dengan beberapa pengurus saja,” pungkasnya (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *