News

Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Siapkan 2 Opsi Pembelajaran

164
×

Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Siapkan 2 Opsi Pembelajaran

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIKMALAYA (CM) – Ditengah pandemi covid-19 yang saat ini masih belum berakhir dan bahkan belum ada yang mampu menditeksi kapan wabah virus ini berakhir. Kekhawatiran adanya penyebaran gelombang kedua covid-19 memberikan rasa cemas serta takut kepada semua pihak termasuk para orang tua didik yang saat ini masih menunggu kepastian pembelajaran tatap muka.

Kekhawatiran pembelajaran tatap muka ditengah pandemi covid-19 pun di ungkapkan oleh Sari Dewi asal Abo RT 04/01 Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Bungursari.

Dia mengaku sangat khawatir dengan adanya rencana pembelajaran tatap muka. Apalagi status covid-19 di Kota Tasikmalaya masih ada yang positif.

“Kami selaku orangtua yang menyekolahkan dua orang anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dan SMP, sangat khawatir jika ditengah wabah covid-19 ada kegiatan belajar tatap muka di sekolah,”ujarnya.

Karena, menurut dia, hal tersebut sangat beresiko tinggi, selain tidak terkontrol dalam interaksi dan kita tidak bisa mendeteksi di sekitar lingkungan sekolah.

“Selain dilingkungan sekolah, kita juga tidak tahu apakah teman – temannya yang ada di sekolah terkena covid-19 atau tidaknya,”kata Asri dengan nada khawatir.

Asri mengatakan, secara pribadi dirinya memilih anak belajar secara daring di rumah, guna menghindari kontak langsung apabila terjadi ada yang positif di sekolah.

“Menghindari dan mencegah lebih baik. Saya percaya takdir urusan kena atau tidaknya oleh covid-19 yang menetukan bukan mahluk, tetapi Allah. Tetapi saya sebagai mahluk biasa di wajibkan untuk berusaha mencegah dan menghindari penyebaran Covid-19,”imbuhnya.

Hal senada juga dikatakan warga lainnya, yaitu Yanti dan Siti, mereka menyampaikan, kejenuhan dan ketidaksanggupan untuk mendidik anak dan menjalankan tugas belajar anak dirumah pun dikeluhkan banyak orangtua.

“Jujur saya merasa capek dan kewalahan untuk membimbing anak belajar dirumah. Biasa tugas rutin dilaksanakan di sekolah oleh guru. Semenjak ada covid-19 kegiatan belajar harus di laksanakan di rumah. Mata pelajaran pun banyak yang tidak paham berbeda dengan sewaktu saya dulu sekolah. Sekarang pelajarannya rumit banyak mata pelajaran yang gak paham,”jelas Yanti yang diamini Siti.

Yanti berharap, belajar tatap muka di sekolah tetapi takut juga resikonya dikala ada anak yang terkena positif covid-19.

“Di satu sisi pembelajaran dari terkendala dengan handphone dan jaringan internet yang setiap hari harus menyediakan kuota,”cetusnya.

Adanya kebijakan pembelajaran tatap muka dan daring pun di sampaikan Kemendikbud, hal tersebut mendapat respon dan berbagai tanggapan dari seluruh Kepala Dinas Pendidikan di daerah salah satunya Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Budiaman Sanusi, kalau melihat kondisi saat ini pembelajaran tatap muka di sekolah masih sangat khawatir namun apa pun keputusannya silahkan di bicarakan terlebih dahulu di masing-masing sekolah.

“Yang jelas apa pun keputusannya kita selalu mendukungnya. Dan sebelum dimulai pembelajaran tatap muka, kita masih menunggu keputusan dari tim Gugus Tugas Covid-19 Kota. Silahkan di masing -masing sekolah lakukan terlebih dahulu pendataan dengan para orangtua murid yang siap dan yang tidak siap belajar tatap muka,”sarannya.

Sanusi menyebutkan, pihaknya sudah menyediakan dua opsi, yaitu opsi pertama bisa belajar tatap muka setelah ada keputusan dari tim gugus tugas.

“Sedangkan opsi ke dua bagi orang tua yang tidak mengizinkan anaknya belajar tatap muka bisa memilih belajar secara daring,”terang Sanusi.

Sanusi mengaku, jika dilakukan belajar tatap muka masih banyak kelemahan dan kekurangan terutama dalam sarana dan prasarana termasuk tenaga pengajar dan Alat Pelindung Diri (APD), termasuk tempat cuci tangan serta lain sebagainya.

“Ini semua masih menjadi pertimbangan meski ada beberapa sekolah yang sudah siap untuk belajar tatap muka. Namun pendukung untuk belajar tatap muka masih jadi pertimbangan dan menunggu keputusan dari tim gugus tugas,”paparya.

Opsi pembelajaran tatap muka, sambung dia, pihak orangtua harus memberikan surat pernyataan dan memberikan keterangan sehat dan hasil swab ke pihak sekolah. Opsi ke dua anak didik di perbolehkan belajar secara daring di rumah.

“Sebetulnya ada 3 opsi. ada yang mau belajar tatap muka, ada juga yang tidak mau tatap muka, ada juga yang setengah-setengah. Namun pada intinya semua ini masih bahan pertimbangan,” pungkasnya. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *