KAB TASIKMALAYA (CM) – Unsur SKPD di Kabupaten Tasikmalaya mengadakan rembuk dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di masa pandemi covid-19 melalui zoom meeting yang melibatkan 26 kecamatan di Ruang Rapat Bappeda Kabupaten Tasikmalaya, Senin (29/06/2020).
Asisten Daerah I Bidang Pemerintahan, Ahmad Muksin, menyampaikan bahwa kebutuhan gizi tidak selamanya optimal banyak di daerah, untuk itu para camat dan kepala desa yang ada di wilayah kerjanya selalu melakukan pemanfaatan lahan pekarangan untuk dijadikan kebutuhan sehari-hari yakni menanam obat-obatan yang dengan melibatkan peran para ibu PKK dilapangan yang sedemikian rupa atas komando Camat dan para kepala Desa
Sehingga, akhirnya bisa terwujud karena faktor kebersamaan yang lebih berkembang, faktor kegotongroyongan lebih faham. “Kita bisa menumbuhkan dengan percaya diri yang didadarkan pada potensi desa masing-masing,” ucapnya.
Ia pun mengajak bagaimana LPM, Tokoh, kepala Desa, Para camat, untuk mengerakan kembali potensi warung obat ini supaya masyarakat paham dengan nilai gizi yang dijadikan asupan nutrisi.
“Kita harap dari perkembangan bahwa keadaan balita stunting dikabupaten Tasikmalaya berdasarkan laporan pada tahun 2018 sebesar 33,8 persen berdasarkan laporan ke dua sudah mengalami perbaikan penurunan 7,9 persen dari angka tahun 2013, kalau hasil perkembangan balita yang turun dari semua balita ada penurunan sebanyak 6,5 persen dari tahun 2013 sekitar 23,1 Persen dan pada Tahun 2019 yakni 16,6 persen atau 16.885 anak stunting,” paparnya.
“Maka dari hasil penimbangan sudah dibawah target Nasional, Namun data hasil BPB belum meyakinkan karena yang melakukan prngukuran adalah kader posyandu dengan alat ukur seadanya dan belum sesuai dengan standar,” pungkasnya. (Amas)