News

Inilah Penjelasan Bupati Pangandaran Soal Tarif Rapid Test Yang Dinilai Memberatkan Pengunjung

125
×

Inilah Penjelasan Bupati Pangandaran Soal Tarif Rapid Test Yang Dinilai Memberatkan Pengunjung

Sebarkan artikel ini

PANGANDARAN (CM) – Pemerintah Kabupaten Pangandaran pada saat akan membuka kawasan objek wisata sudah memaparkan beberapa syarat yang harus diterapkan baik oleh pengunjung maupun para pelaku usaha wisata.

Untuk para pengunjung atau wisatawan yang ingin datang wajib memenuhi syarat yang diberikan, salah satunya dapat menunjukan surat keterangan sehat yang didukung hasil negatif uji cepat (rapid test) Covid-19. Selain itu,
Wisatawan juga harus tetap menerapkan protokol kesehatan.

Bila tidak membawa rapid test, wisatawan akan diminta putar balik dan pulang ke tempat asal. Namun, bagi pengunjung yang tetap ingin berwisata, Pemkab Pangandaran menyiapkan rapid test dengan harga Rp200 ribu dan pengunjung akan mendapatkan surat keterangan sehat tersebut.

Namun, Rapid Test di Check Point dengan biaya Rp 200.000 perorang itu dikeluhkan lantaran dinilai memberatkan wisatawan.

Menyikapi keluhan wisatawan. Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Pangandaran sebelum membuka kawasan objek wisata sudah menyampaikan informasi tentang syarat-syarat yang harus di bawa oleh pengunjung apabila mau berwisata ke Pangandaran.

“Rapid Test bagi pengunjung itu dilakukan untuk meminimalisir penyebaran virus corona di Kabupaten Pangandaran saat dibukanya objek wisata,”jelasnya kepada wartawan, Rabu (17/06/2020).

Menurut Jeje, sebenarnya pihak Pemda Pangandaran tidak ingin menyediakan alat Rapid Test di Check Point, namun hal ini merupakan pemberlakuan protokol kesehatan di Pangandaran.

“Sebetulnya mudah jika soal Rapid Test di nilai memberatkan, pengunjung tinggal bawa surat keterangan sehat dari tempat asalnya,”katanya.

Jeje menilai, masih banyak calon wisatawan yang belum memahami tujuan diberlakuan protokol kesehatan Rapid Test yang diberlakukan oleh Pemkab Pangandaran.

“Kami tidak berbisnis dan tidak ada keuntungan dalam pelaksanaan Rapid Test bagi pengunjung. Namun kita berniat membantu pengunjung, apalagi biaya Rapid Test paling murah dari daerah lainnya yang bisa mencapai Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu perorang,”pungkasnya. (Andriansyah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *