KOTA TASIKMALAYA (CM) – Ditengah mewabahnya Covid-19 yang berdampak pada ekonomi, banyak warga yang mengeluh kehilangan pekerjaan dan sulitnya untuk mendapatkan biaya hidup sehari hari. Tak hanya dirasakan oleh kalangan masyarakat kalangan menengah tapi juga sejumlah jompo.
Seperti Mak Ebod (87), Mak Ining (80) dan Jojoh (76). Mereka merupakan warga Kampung Jati RT 02/05, Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya mengaku kesulitan untuk mendapatkan biaya hidup untuk memenuhi keseharian.
“Saya belum pernah dapat bantuan dari pemerintah, baik PKH, dan bantauan lainnya termasuk bantauan sosial Covid-19 yang saat ini sedang didistribusikan,” jelasnya.
“Bantauan PKH atau bantauan lainnya dari pemerintah selama ini belum pernah mendapatkan termasuk bantuan sosial Covid-19. Kalau sakit diperiksa ke Puskesmas harus bayar Rp 10 ribu, belum ongkos, uang gak punya. Untuk makan saja suka dikasih sama anak yang tinggal di Panyingkiran, dan d dikasih sama pak RT,” ujar Mak Ining.
Sementara, Mak Ebod mengaku pernah mendapat bantuan dari pemerintah tahun 2017 dua kali, tapi setelah itu tidak ada lagi. “Katanya data nama saya sudah tidak ada, jadi tidak akan mendapatkan lagi bantuan termasuk bantuan covid-19 dari Provinsi mau pun APBD Kota,” ungkapnya.
Hal tersebut dibenarkan Ketua RT 02, Wildan Ismail. Ia mengatakan, warganya itu harus mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah mulai PKH dan Covid-19. Kelima nenek jompo ini s terus merintih ke pengurus setempat.
“Mereka bilang harus kemana meminta keadilan dan kesejahteraan untuk jompo. Baru kali ini ada bantuan, itu pun secara pribadi dari Dede Muharam Anggota DPRD Komisi lV,” jelas Wildan.
Ia mengaku kecewa atas program bantuan sosial Covid-19 yang digulirkan pemerintah selama ini karena tidak tepat sasaran.
Ia menegaskan, ke depan pembagian bantuan harus melibatkan kelurahan, mahasiswa, RT dan RW agar data yang masuk bisa dikoreksi. dirinya berharap pemberian bantuan sosial baik dari Pusat, Provinsi mau pun daerah salah satunya bersumber dari APBD Kota Tasikmalaya tepat sasaran. (Edi Mulyana)